Saturday 24 December 2011

sekilas Sejarah Tasawuf di Indonesia.

dalam banyak buku sejarah diuraikan bahwa tasawuf mulai berperan dalam penyebaran agama islam sejak abad ke-12 Masehi.Bagaimana dia masuk ke Indonesia?

Kit tasawuf paling awal yang muncul di Nusantara ialah karangan Abdullah Arif dengan tajuk Bahar al-Lahut(Lautan Ketuhanan) isis kitab ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran yang wujudiyah Ibn' Arabi dan ajaran persatuan mistikal (fana) Al Hallaj.

Syeh Abdullah Arif adalah pemuka tasawuf dari Arab. Beliau tiba di Sumatera (perulak Pasai) pada tahun 1177 M. Menurut T Arnol dalam bukunya yang berjudul The Preaching of Islam, Syeh Abdullah Arif termasuk sufi paling awalyang menyebarkan Islam bercorak tasawuf di Sumatera.

Namun,
TUHAN MENURUT KAUM SUFI.



Tuhan adalah Tuhan, tak dapat digambarkan, karena tiada sesuatupun yang menyerupaiNya.
Apapun yang digambarkan sebagai Tuhan bukanlah Tuhan. Mustahil manusia mengetahui hakikat DzatNya.

tetapi Tuhan memiliki hubungan-hubungan, baik dengan manusia maupun dengan alam semesta, misalnya hubungan penciptaan, pemeliharaan dan perlindungan. Hubungan-hubungan itulah yang dapat memperjelas gambaran wujud Tuhan dalam pikiran manusia.
Pandangan-pandangan kaum sufi tentang Tuhan berdasarkan Al-Qur'an dan hadits, tidak bersandar pada pemikiran-pemikiran rasional seperti halnya para filosof. Bagi mereka kebenaran Al-Qur'an bersifat mutlak karena berasal dari Dzat yang Maha Besar. Begitu juga kebenaran hadits tak dapat diragukan lagi karena berasal dari manusia pilihan yang selalu di bimbing Tuhan dan perkataan dan perbuatannya. Sedangkan filsafat merupakan hasil pemikiran akal manusia tang sangat terbatas. Tentu kebenarannya bersifat relatif. Karena itu kaum sufi lebih percaya pada Al-Qur'an dan hadits dari pada filsafat sebagai sandaran pemikiran mereka tentang Tuhan.
Menurut kaum sufi Tuhan adalah wujud Pribadi, ya

TRIMURTI = TRINITAS

Kebudayaan Hindu adalah kebudayaan tua didunia yang banyak mempengaruhi budaya-budaya diseluruh dunia termasuk dalam hal kepercayaan. dalam hal ini terdapat sesuatu yang menarik antara kepercayaan Hindu dengan kepercayaan Yunani yaitu terdapat persamaan Dewa dalam dua kebudayaan tersebut.
Sebagai contoh, dapat ditelusiri dari persamaan nama-nama pahlawan dalam mitologi Yunani yg berasal dari bahasa Sanskerta. Begitu juga nama-nama dewa-dewa Olympus, nama-nama suku bangsa dan nama-nama orang dalam sejarah Yunani, sebelum masehi, banyak yang berasal dari bahasa Sanskerta. Dan ini bukan sebuah kebetulan.
Sebagai contoh dapat dikemukakan, sebagai berikut :Dalam Mitologi Yunani, terdapat nama-nama :

Wednesday 3 August 2011

MEMBUKA PINTU SORGA

Tidak seperti biasanya, hari itu Ali bin Abi Thalib pulang lebih sore menjelang asar. Fatimah binti Rasulullah menyabut kedatangan suaminya yang sehari suntuk mencari rezeki dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak karena kebutuhan di rumah makin besar.

Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah. "Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang sepeserpun."Fatimah menyahut sambil tersenyum, "Memang yang mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu adalah Allah Ta'ala."

"Terima kasih," jawab Ali.
Matanya memberat lantaran istrinya begitu tawakal. Padahal persediaan dapur sudah ludes sama sekali. Toh Fatimah tidak menunjukan sikap kecewa atau sedih.Ali lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan salat berjama'ah.

Nabi Musa a.s. Dengan 'Auj Bin Unuq

'Auj bin Unuq adalah manusia yang berumur sehingga 4,500 tahun. Tinggi tubuh badannya di waktu berdiri adalah seperti ketinggian air yang dapat menenggelamkan negeri pada zaman Nabi Nuh a.s. Ketinggian air tersebut tidak dapat melebihi lututnya. Ada yang mengatakan bahawa dia tinggal di gunung. Apabila dia merasa lapar, dia akan menghulurkan tangannya ke dasar laut untuk menangkap ikan kemudian memanggangnya dengan panas matahari. Apabila dia marah atas sebuah negeri, maka dia akan mengencingi negeri tersebut hinggalah penduduk negeri itu tenggelam di dalam air kencingnya.

Apabila Nabi Musa bersama kaumnya tersesat di kebun teh, maka 'Auj bermaksud untuk membinasakan Nabi Musa bersama kaumnya itu. Kemudian 'Auj datang untuk memeriksa tempat kediaman askar Nabi Musa a.s., maka dia mendapati beberapa tempat kediaman askar Nabi Musa itu tidak jauh dari tempatnya. Kemudian dia mencabut gunung-gunung yang ada di sekitarnya dan diletakkan di atas kepalanya supaya mudah untuk dicampakkan kepada askar-askar Nabi Musa a.s.

KISAH BERKAT DI BALIK MEMBACA BISMILLAH

Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mau mengerjakan kewajiban agama dan tidak mau berbuat kebaikan.
Perempuan itu sentiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulakan sesuatu senantiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan senantiasa memperolok-olokkan isterinya.
Suaminya berkata sambil mengejak, "Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah."

Isterinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata : "Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."
Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan uang yang banyak kepada isterinya dengan berkata, "Simpan uang ini." Isterinya mengambil uang itu dan menyimpan di tempat yang aman, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan sembunyi-sembunyi suaminya itu mengambil uang tersebut dan membuang uang itu ke dalam perigi di belakang rumahnya.

AL-QUR'AN SEBAGAI PEMBELA DI HARI AKHIRAT

Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"

Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."

Friday 20 May 2011

"Dialog Islam - Kristen" JILID I : BAGIAN 1 : Apa Yang Dikatakan Injil Tentang Muhammad SAW

Judul asli:
The Choice Islam and Christianity
Judul edisi Indonesia:
Dialog Islam Kristen
Pengarang: Ahmaed Deedat
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar, Jakarta
Cetakan I : Juni 1999
Cetakan II : September 1999 (Revisi)



01 Pertemuan Besar Pertamaku

"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur'an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an…' "(QS. Al-Ahqaaf: 10).

BAGIAN 2 : Muhammad Pengganti Alamiah Kristus

05 Utusan Terakhir

"... dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). (QS. Ash-Shaff:6).

Berbagai Segi Suksesi
Suksesi mempunyai banyak bentuk seperti hak asasi dari anak pertama dalam hukum Yahudi. Atau pengangkatan putra atau putri tertua ke tahta kerajaan atau dengan pemilihan, untuk memilih calon dengan pengumpulan suara terbanyak. Atau secara keagamaan, sebuah penunjukkan dengan ketetapan dari utusan yang dipilih Tuhan. Seperti pemanggilan Ibrahim, Musa, Yesus atau Muhammad Sallallahu Alaihi wa Sallam (semoga kesejahteraan dan keberkahan diberikan Allah atas mereka). Yang "ditunjuk" dalam pengabdian terhadap jabatan mereka.

BAGIAN 3 : Muhammad Manusia Paling Agung Lelaki Teragung

11 Pilihan Semua Orang


"Dan, sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam: 4)
Bagaimana Topik Ini Muncul
Sepuluh tahun yang lalu, seorang sepupu jauh saya Mohamed Mehtar memberikan saya suatu petikan yang berisi pengakuan seorang sejarawan Perancis, Lamartine, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling agung yang pernah hidup di dunia ini. Mehtar selalu memberi saya informasi-informasi penting yang bisa saya gunakan untuk bahan kuliah saya. Sebelumnya dia juga pernah memberi saya sebuah buku yang mahal yang berjudul The Cal1 of the Minaret (Panggilan Minaret) yang ditulis oleh Bishop Kenneth Cragg. Dengan menganalisis buku ini, saya menemukan kebohongan-kebohongan besar dari kaum orientalis Kristen.

Pengakuan Lamartine tentang kenabian Muhammad Shallallahu Alaih wa Sallam memberi dorongan bagi saya untuk membagi pemikirannya ini kepada saudara-saudara Muslim lainnya. Kesempatan tersebut datang setelah saya mendapat telepon dari komunitas Muslim di Dannhauser, sebuah kota kecil di sebelah Utara Natal. Mereka bermaksud m

BAGIAN 4 : Al-Quran Sebuah Muk'jizat

14 Sebuah Tantangan Abadi

"Katakanlah: 'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain'…" (QS. Al-Israa' : 88).

Apakah Mu'jizat
Menurut saya, kita harus mempunyai gambaran yang jelas apa yang dimaksud dengan sebuah mu'jizat. Berikut ini beberapa definisi:
- "Sebuah kejadian yang kelihatan begitu tak dapat dijelaskan oleh hukum alam, yang dianggap sebagai gaib dari sumbernya atau sebuah perbuatan Tuhan."
- "Seseorang, sesuatu atau kejadian yang membangkitkan perasaan kagum."
- "Sebuah perbuatan di luar kekuasaan manusia, sebuah kemustahilan."

Secara akal semakin besar kemustahilan, semakin besar pula mu'jizatnya. Contohnya, seseorang seharusnya meninggal di hadapan mata kita sendiri dan telah dinyatakan mati oleh seorang paramedis yang berhak melakukannya, kemudian dengan sebuah kekuatan gaib atau sebuah perintah orang suci mayat tersebut 'bangkit!', dan membuat setiap orang keheranan karena orang tersebut bangun dan pergi, kita akan menyebutnya sebagai mu'jizat.

Tetapi jika proses menghidupkan kembali orang mati tersebut terjadi setelah mayat berada di kamar jenazah selama 3 hari, maka kita akan menyambut dengan gembira hal ini sebagai sebuah mu'jizat yang lebih besar. Dan, jika orang mati tersebut dibuat bangkit dari kuburan, satu dekade atau satu abad sesudah tubuhnya membusuk, maka kita akan menyebutnya mu'jizat yang paling besar dari semuanya!

Sebuah Ciri Umum
Sudah menjadi ciri umum manusia sejak jaman dahulu bahwa kapan saja sebuah petunjuk datang dari Tuhan untuk mengarahkan kembali langkah-langkah mereka ke dalam kehendak dan rencana Tuhan; mereka menginginkan bukti gaib dari para utusan Tuhan ini, sebagai pengganti atas penerimaan perintah suci yang dibawakannya.

Sebagai contoh, ketika Yesus mulai mengajarkan kaumnya -"Bani Israel"- untuk memperbaiki jalan mereka dan untuk menahan diri supaya tidak berlaku formal hanya sesuai hukum belaka dan menyerap roh yang benar dari hukum dan perintah Tuhan, kaum yang menginginkan mu'jizat darinya untuk membuktikan kejujurannya, seperti tercatat dalam kitab Injil:

"Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus, 'Guru, kami ingin melihat suatu tanda (mu jizat) daripada Mu' Tetapi jawaban-Nya kepada mereka, 'Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda (mu jizat). Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan TANDA (mu' jizat) selain tanda (mu'jizat) nabi Yunus' {Injil - Matius 12: 38-39 (Ditambah penekanan)}.

Meski secara sepintas Yesus menolak memanjakan orang-orang Yahudi di sini, kenyataannya, ia melakukan banyak mu'jizat sebagaimana kita pelajari dari penggambaran Injil.

Kitab Injil penuh dengan kejadian gaib yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya- Kenyataannya semua "tanda" dan "ketakjuban" dan "kemu'jizatan" adalah perbuatan Tuhan, tetapi selama semua mu'jizat itu bekerja melalui perantara manusia, kita melukiskannya sebagai mu'jizat nabi, misalnya Musa Alaihis-salam atau Yesus yang melakukan mu'jizat dengan menggunakan tangan mereka.

Kebiasaan Berlanjut
Sekitar 600 tahun setelah kelahiran Yesus Kristus, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam utusan Allah dilahirkan di Makkah -Arab-. Ketika ia memproklamasikan misinya pada usia 40 tahun, orang-orang senegerinya, kaum musyrik Makkah membuat permintaan yang sama, yaitu mu'jizat, seperti yang telah dilakukan bangsa Yahudi dari Mesias yang dijanjikan. Jika orang-orang Arab meniru catatan orang Kristen maka gaya penulisannya akan sama. Kebiasaan sejarah berulang dengan sendirinya!

"Dan, mereka (orang-orang kafir Makkah) berkata, 'Mengapa tidak diturunkan kepadanya mu'jizat-mu'jizat dari Rabb-nya?' …" (QS. Al-'Ankabuut: 50).

Tanda-tanda! Tanda-tanda Apa?
"Mu'jizat? Serunya, mu'jizat apa yang kamu miliki? Tidakkah kamu sendiri di sana? Tuhan membuat kamu 'membentuk kamu dari sedikit tanah'. Kamu tadinya sesuatu yang kecil, beberapa tahun yang lalu kamu tidak ada sama sekali. Kamu mempunyai kecantikan, kekuatan, fikiran, Kamu mempunyai perasaan kasihan satu sama lain, Usia tua mendatangi kamu, dan rambut abu-abu; Kekuatanmu memudar menjadi lemah. Kamu rebah diri, dan tidak bangun lagi. 'Kamu mempunyai perasaan kasihan satu sama lain'. Ini sangat mengesankan saya: Allah mungkin telah membuatmu tidak mempunyai perasaan kasihan satu sama lain, ---Lalu bagaimana! Ini sebuah pemikiran langsung yang besar, pandangan selintas pada tangan pertama sampai sesuatu yang sangat nyata...:" (Thomas Carlyle dalam Heroes and Hero-Worship and the Heroic in History).

"Ini Sangat Mengesankan Saya"
Pernyataan ini, yaitu, 'Kamu mempunyai perasaan kasihan satu sama lain', sangat berkesan bagi Thomas Carlyle dari pembacaan terjemahan Ingggrisnya, Saya kira, ayat yang membangkitkan perasaan sentimen ini adalah Al-Qur'an -Surat Ar-Ruum ayat 21-, yaitu:

1. "Dan di antara tanda-tanda-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari antaramu sendiri, supaya kamu tinggal dalam ketenangan dengan mereka. Dan, Dia meletakkan rasa cinta dan sayang di antaramu (hati). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Terjemah-an oleh A. Yusuf Ali, ditambah penekanan)

2. "Dan satu dari tanda-tanda-Nya ialah Dia menciptakan istri-istri untukmu atau jenismu sendiri, supaya kamu dapat tinggal dengan mereka, dan Dia memberikan rasa cinta dan kelembutan diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Terjemahan oleh Pendeta J.M. Rodwell, M.A., ditambah penekanan)

3. "Dengan tanda yang lain Dia memberikan untukmu istri-istri dari antaramu sendiri, supaya kamu dapat hidup dalam kesenangan dengan mereka, dan Dia menanamkan rasa cinta dan kebaikan ke dalam hatihati kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfkir" (Terjemahan oleh N.J. Dawood, ditambah penekanan)

Contoh pertama berasal dari terjemahan A. Yusuf Ali, seorang Muslim. Yang kedua oleh seorang Pendeta Kristen yaitu Pendeta J.M. Rodwell (M.A.) dan contoh terakhir oleh seorang Yahudi Irak yaitu N.J. Dawood.

Sayangnya Thomas Cariyle tidak mempunyai hubungan dengan mereka karena tidak ada satu pun dari mereka telah melakukannya dalam zamannya. Satu-satunya yang tersedia untuknya pada tahun 1840 sebagaimana dikatakannya pada halaman 85 dalam keterangari bukunya:

"Kita juga dapat membaca Al-Qur'an, terjemahan Al--Qur'an milik kita, oleh Sale, yang dikenal sebagai seorang yang sangat adil." (Ditambah penekanan).

Motifnya Tidak Bersih
Carlyle sangat murah hati terhadap orang senegaranya. Motif George Sale yang mempelopori penterjemahan kitab suci Al-Qur'an ke dalam bahasa Inggris perlu dicurigai. Dia tidak merahasiakan penentangannya terhadap kitab suci Islam tersebut. Pada tahun 1734, dalam kata pengantar terjemahannya ia mengakui tujuannya adalah untuk menyingkap Muhammad dan pemalsuannya: Dia mencatat:

"Siapa yang dapat memahami setiap bahaya dari sebuah pemalsuan yang begitu jelas? ... Orang-orang Protestan sendiri berhasil menyerang Al-Qur'an tersebut; dan bagi mereka, saya percaya, perintah Tuhan telah menyediakan pujian atas kejatuhannya." (George Sale)

Dan ia mulai bekerja dengan terjemahan yang berdasarkan persangkaannya. Anda dapat menilai bagaimana "adil" dan terpelajarnya George Sale dari ayat yang "sangat mengesankan!" (Carlyle). Bandingkan dengan 3 contoh yang telah diberikan oleh seorang Muslim, Kristen dan Yahudi:

"Dan di antara tanda-tanda-Nya ialah Dia menciptakan istri-istri untukmu dari antaramu sendiri, Supaya kamu berhubungan seks dengan mereka, dan meletakkan rasa cinta dan kasih di antaramu." (Ditambah penekanan)

Saya fikir George Sale bukanlah "seorang laki-laki dengan sifat patriotik berlebihan" pada jamannya untuk melukiskan pasangan kita, para istri atau suami sebagai obyek seksual. Dia hanya berpegang pada janjinya, yang diabaikan Carlyle.

Kata Arab yang ia (Sale) selewengkan adalah "litas-kunoo" yang berarti untuk mendapatkan kedamaian, hiburan, ketenangan atau ketentraman; dan bukan "hubungan seks" yang berarti "untuk hidup bersama dalam sebuah hubungan seksual ketika belum sah menikah". (Kamus umum "The Reader's Digest")

Setiap kata teks Al-Qur'an telah dipilih dengan teliti, ditulis dan ditempatkan sendiri oleh Yang Maha Bijaksana. Mereka membawa "sidik jari" dan tanda-tanda Tuhan. Dan walaupun begitu, secara spritual menyebabkan penuh prasangka....

Meminta Sebuah Tanda
Apakah tanda-tanda? Maksudnya beberapa jenis tanda khusus atau mu'jizat seperti perintah pikiran bodoh mereka. Segala sesuatu mungkin bagi Tuhan, tetapi Tuhan tidak akan menyenangkan hati orang-orang bodoh tersebut atau mendengarkan permintaan mereka yang salah. Dia telah mengirim utusan-Nya untuk menerangkan tanda-tanda-Nya dengan jelas, dan untuk mengingatkan mereka akibat penolakan tersebut. Apakah hal itu belum cukup? Kecenderungan permintaan mereka umumnya seperti berikut:

Dalam istilah khusus mereka meminta ia --Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam--- 'Letakkan tangga sampai ke surga dan bawa turun sebuah kitab dari Tuhan benar-benar di depan mata mereka' ---"Kemudian kami akan percaya," kata mereka. Atau 'Kamu lihat gunung disebelah sana, ubahlah gunung tersebut menjadi emas'--- "Kemudian kami akan percaya," atau 'Buat aliran air memancar pada padang pasir'---"Kemudian kami akan percaya".

Sekarang dengarkan alasan lembut dan manis Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam menghadapi permintaan orang-orang musyrik yang tidak masuk akal dan meragukan ---"Apakah saya berkata kepadamu, sesungguhnya saya seorang malaikat? Apakah saya berkata kepadamu, sesungguhnya di tangankulah harta Tuhan? Saya hanya mengatakan, apa yang diwahyukan kepadaku itulah yang saya ikuti."

Dengarkan lebih lanjut jawaban paling mulia yang diperintahkan Tuhan-Nya untuk diberikan kepada orang-orang yang tidak percaya:

"Katakanlah (hai Muhammad), 'Sesungguhnya tanda--tanda (mu'jizat-mu' jizat) itu terserah kepada Allah. Dan, sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata'..." (QS. AI-'Ankabuut: 50).

Dalam aayaah (ayat) berikut Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam diminta menunjuk Al-Qur'an sendiri sebagai jawaban terhadap permintaan mereka yang bersifat munafik tersebut untuk beberapa jenis khusus "tanda" khusus atau "mu'jizat" yang diidam-idamkan orang-orang bodoh, penyembah berhala. Tentu saja semua mu'jizat adalah "tanda-tanda"; dan itulah ketidak-percayaan mereka, keragu-raguan mereka, kurangnya iman memotivasi mereka meminta sebuah tanda. Mereka diminta untuk ---'Lihat pada Al-Qur'an" dan lagi, "Lihat Al-Qur'an!"

"Dan. apakah.tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al-Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-'Ankabuut: 51).

Dua Bukti
Sebagai bukti kepenulisan Tuhan dan mu'jizat alamiah kitab suci Al-Qur'an, diberikan dua argumen oleh Yang Maha Kuasa sendiri:

1. "Bahwa Kami" (Tuhan Yang Maha Kuasa) telah mewahyukan kepada "kamu" (Muhammad!) "Al-Kitab kepada kamu" yang benar-benar seni orang yang tidak berpendidikan. Seorang nabi yang "Ummi". Seorang yang tidak dapat membaca dan menulis. Seorang yang tidak dapat menulis namanya sendiri. Izinkan Thomas Carlyle memberikan kesaksian sehubungan kualitas pendidikan Muhammad:

"Satu keadaan lain yang tidak boleh dilupakan: bahwa ia tidak mempunyai pengetahuan sekolah; dari segala sesuatu yang kita sebut pengetahuan sekolah tidak sama sekali"
Selain itu penulis (Tuhan Yang Maha Kuasa) sendiri memberikan kesaksian atas kejujuran Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menyatakan bahwa ia tidak akan pernah dapat mengubah isi Al-Qur'an; ia tidak mungkin menjadi penulisnya:

"Dan, kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur'an) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar benar ragulah orang yang mengingkari (mu)." (QS. Al-'Ankabuut: 48).

Penulis Al-Qur'an sedang memberi alasan kepada kita, bahwa jika Muhammad seorang terpelajar, dan jika ia dapat membaca dan menulis, maka dalam kasus tersebut omongan di tempat-tempat belanja mempunyai beberapa pembenaran untuk meragukan pernyataan bahwa Al-Qur'an adalah firman Tuhan.

Dalam kejadian Muhammad menjadi seorang terpelajar, tuduhan penentangnya bahwa ia mungkin menyalin kitabnya (Al-Qur'an) dari tulisan orang-orang Yahudi dan Kristen, atau mungkin ia telah mempelajari Aristotle dan Plato, atau ia tentunya telah membaca Taurat, Zabur dan Injil dan mengulangi semuanya dalam sebuah bahasa yang indah, mungkin membawa beberapa bobot. Kemudian, "Para pembicara kesombongan" mungkin mempunyai sebuah titik. Tetapi walau alasan bohong di atas kertas tipis ini telah disangkal terhadap orang yang tidak percaya dan pengejek: Sebuah titik yang hampir tidak cukup besar untuk menggantung seekor lalat!

2. "Kitab tersebut?" Ya, "kitab" itu sendiri, membawa bukti yang membuktikan kepenulisan Tuhan. Pelajari kitab tersebut dari berbagai sudut. Periksa dengan teliti. Mengapa tidak menerima tantangan penulis jika Anda benar~benar ragu atas keasliannya?

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'-an itu? Kalau kiranya Al- Qur'an itu bukan berasal dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisaa': 82).

Konsistensi
Tak dapat dibayangkan ada seorang penulis manusia tetap konsisten dalam pengajaran dan da'wahnya selama periode waktu 2 dekade lebih. Sejak usia 40 tahun, ketika Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam menerima seruan pertamanya dari surga sampai umur 63 tahun saat ia menghembuskan nafas terakhir, selama 23 tahun nabi suci tersebut melakukan dan mengajarkan Islam. Dalam 23 tahun itu, Ia mengalami perselisihan yang sangat keras yang mengubah hidupnya.

Setiap manusia, selama dalam suatu misi tersebut, akan dipaksa oleh keadaan untuk berkomprorni "secara terhormat", dan tidak dapat menolong pertentangan dalam dirinya sendiri. Tidak ada seorang manusia dapat menulis selalu sama, seperti perintah suci Al-Qur'an yang: "Konsisten dengan sendirinya", keseluruhan! Atau apakah hal itu yang menyebabkan orang-orang yang tidak percaya keberatan, benar-benar membantah, keras kepala, terhadap cahaya dan pembenaran mereka sendiri yang lebih baik?

Lebih jauh lagi, Al-Qur'an berisi atau menyinggung banyak hal yang berhubungan dengan alam raya yang tidak dikenal manusia sebelumnya yang secara berurutan melalui evolusi dan penemuan ilmu pengetahuan telah penuh dikonfirmasikan ---sebuah lahan dimana pikiran yang tidak terdidik akan sangat kehilangan keliaran dan spekulasi yang bertentangan!

Bukti Yang Terbukti Dengan Sendirinya
Sekali lagi, ketika beberapa orang pengejek dan sembrono meminta mu'jizat dari Nabi Tuhan, ia diminta untuk menunjukkan Al-Qur'an ---Perintah suci dari Yang Maha Tinggi--- sebagai "Mu'jizat". Mu'jizat dari berbagai mu'jizat! Dan orang-orang arif, orang-orang yang berhubungan dengan kesusasteraan dan berwawasan spiritual, orang yang cukup jujur terhadap diri mereka sendiri, mengenali dan menerima Al-Qur'an sebagai mu'jizat yang sebenarnya.
"Sebenarnya Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan, tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim." (QS. Al-'Ankabuut: 49)


15 Ilmu Pengetahuan & Wahyu Tuhan

Penghargaan Spontan
Saat ini, terdapat sekitar satu milyar umat Islam di dunia yang tanpa ragu-ragu menerima Al-Qur'an sebagai "Firman Allah" dan sebuah "Mu'jizat".

Mengapa tidak seharusnya, bahkan ketika musuh--musuh memberikan penghargaan yang tidak diminta sehubungan dengan mu'jizat alamiah dari kitab Tuhan ini. Pendeta R. Bosworth-Smith dalam bukunya Mohammed and Mohammedanism, menulis opini tentang Al-Qur'an:

1. "Sebuah mu'jizat dari kemurnian gaya bahasa, kebijaksanaan dan kebenaran."

Orang Inggris yang Iain - A.J. Arberry, pada kata pengantar terjemahan Al-Qur'an berbahasa Inggrisnya -berkata:

2. "Setiap saya mendengar Al-Qur'an dibacakan, sepertinya saya sedang mendengarkan musik. Dalam alunan melodi, selama itu terdapat suara yang terus-menerus memukul sebuah drum, seperti memukul-mukul hati saya."

Dari kata-kata ini dan selebihnya pada kata pengantarnya, ia bersuara seperti seorang Muslim, tetapi sangat menyesal ia meninggal tidak dalam Islam. Dan orang Inggris lainnya seperti, Marmaduke Picktall dalam kata pengantar untuk terjemahan Al-Qur'annya, melukiskannya sebagai:

3. "Simfoni yang tak ada bandingnya, suara yang benar-benar dapat menggerakkan manusia menangis dan luar biasa gembira."
Penulis ini memeluk Islam sebelum menterjemahkan Al-Qur'an, dan kita tidak dalam sebuah posisi untuk membuktikan apakah ia menulis pengaruh tersebut sebelum atau sesudah perubahannya.

4. "Setelah Injil, Al-Qur'an adalah kitab agama yang paling mulia dan paling mempunyai kekuatan di dunia" (J. Christy Wilson dalam Introducinglslam, New York 1950.).

5. "Al-Qur'an adalah Injil kepunyaan Mohammedan, dan lebih dihormati daripada kitab suci lainnya, lebih dari Perjanjian Lama orang Yahudi atau Perjanjian Baru orang Kristen." (J. Shillidy, D.D. dalam The Lord: Jesus in the Ko-ran, Surat 1913, p.111).
Kita dapat dengan mudah mengemukakan selusin lebih kata-kata pujian terhadap daftar di atas. Teman-teman dan lawan sepertinya memberikan pujian spontan terhadap wahyu Tuhan yang terakhir dan penghabisan - Al-Qur'an. Orang-orang pada masa Muhammad melihat pada keindahan dan keagungannya, kemuliaan seruannya dan keluhuran perintah sucinya, tanda-tanda dan mu'jizat Tuhan bekerja, dan diterima Islam. Untuk semua penghargaan dan pembuktian tersebut, orang-orang yang tidak percaya dan meragukan mungkin berkata bahwa ini semua adalah perasaan subyektif. Dia mungkin lebih jauh berdalih tidak mengetahui bahasa Arab.

Terdengar dia berkata, "Saya tidak melihat apa yang kamu lihat, tidak juga merasa seperti yang kamu rasa. Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa Tuhan ada dan Dialah yang mewahyukan utusan-Nya, Muhammad, dengan perintah suci yang indah itu; Al-Qur'an?" Dia melanjutkan "Saya tidak menyangkal keindahan filsafatnya, etika praktis dan ketinggian moralnya, Saya bersedia mengakui bahwa Muhammad adalah seorang yang tulus dan memberikan banyak ajaran yang indah untuk kesejahteraan manusia. Yang tidak dapat saya ikuti adalah apa yang umat Islam nyatakan 'sebuah kekuatan gaib untuk pendikteannya.'

Logika Yang Beralasan
Untuk simpati semacam ini, meski bermental ragu-ragu, Penulis kitab (Al-Qur' an) menggunakan berbagai macam tipe argumen untuk memecahkan keraguannya. Bagi orang-orang atheis dan yang ragu-ragu, pengejek dan bimbang, orang yang mempunyai sangat banyak ilmu pengetahuan dan orang yang menganggap dirinya sebagai "raksasa intelektual", masalah tersebut diarahkan kembali ke dasar bahwa mereka pada kenyataannya seperti "orang kerdil". Mereka seperti orang kerdil yang mengalami perkembangan tidak normal dalam bagian apapun dari panca indera, seperti ukuran kepala yang terlalu besar pada tubuh yang kecil, Pencipta Yang Maha Tinggi mempertanyakannya.

Tetapi sebelum kita mengajukan pertanyaan Tuhan kepadanya, izinkan saya memuaskan keingintahuan saya sendiri. "Anda orang berpengetahuan yang telah belajar astronomi dan yang mempelajari alam semesta kita melalui teleskop Anda yang hebat seperti jika meneliti dengan cermat sebuah obyek yang berada dalam kekuasaan Anda; katakan pada saya bagaimana terjadinya alam semesta ini?" Orang berpengetahuan ini meski kurang dalam pemahaman spiritual, sangat murah hati dalam membagi pengetahuannya. Dia dengan segera memberi tanggapan. "Baik," ia memulai,

"Milyaran tahun yang lalu alam semesta kita adalah sebuah bagian zat, dan kemudian terjadi sebuah "Big Bang" di pusat gumpalan zat raksasa tersebut dan bongkahan zat yang kuat itu mulai berterbangan ke segala arah. Dari "Big Bang" tersebut sistem solar kita berasal, begitu juga galaksi, dan sejak itu tidak ada pertahanan di angkasa terhadap momentum yang dibangkitkan oleh ledakan awal, bintang-bintang dan planet-planet berotasi dalam orbitnya...."

Pada titik waktu ini, ingatan saya menggelitik ---teman--teman materialis tampak dengan rahasia menyerap pengetahuan mereka dari Surat Yaasiin.

"Dan, matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan, telah Kami tetapkan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai kepada manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan, masing masing beredar pada garis edar nya." (QS. Yaasiin: 38-40)

Ilmuwan atheis tersebut melanjutkan. "Kita adalah 'perluasan' alam semesta. Galaksi surut dari kita dengan kecepatan yang selalu bertambah cepat, dan suatu saat mencapai kecepatan cahaya, kita tidak akan dapat melihatnya lagi. Secepat mungkin kita harus membuat teleskop yang lebih besar dan lebih baik untuk mempelajarinya, jika tidak kita akan ketinggalan"

"Kapan Anda menemukan cerita dongeng ini?" kami bertanya. "Tidak, ini bukanlah cerita dongeng tetapi fakta ilmu pengetahuan!" teman kami meyakinkan kami. "Baiklah, kami menerima kenyataan yang Anda katakan, tetapi kapan Anda benar-benar mengetahui kenyataan tersebut?"

"Baru kemarin!" Dia menjawab. Lima puluh tahun, sesudah semuanya, baru 'kemarin' dalam sejarah umat manusia. "Seorang Arab yang tidak berpengetahuan pada padang pasir lebih dari 1400 tahun yang lalu tidaklah mungkin mempunyai pengetahuan 'Big Bang' dan "perluasan alam semesta" Anda, benar?" kami bertanya. "Tidak, tidak pernah!" ia menjawab dengan sombong. "Baik, jika demikian dengar apa yang dikatakan Nabi ummi tersebut:"

"Dan, Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (QS. Al--Anbiyaa': 33).

Teori 'Big Bang'
Tak dapatkah Anda melihat kata-kata "Orang yang tidak percaya" dalam kutipan pertama di atas secara khusus ditujukan kepada Anda -orang-orang yang berpengetahuan- para ahli geografi astronomi, orang yang setelah membuat penemuan yang menakjubkan dan menyampaikan penemuan tersebut kepada umat manusia, masih tetap "buta" seperti tidak 'melihat' penulisnya? "Dengan pengetahuan dan ensiklopedi, kita mungkin melupakan ketuhanan, dalam percobaan-percobaan kita itu", kata Thomas Carlyle.

Dimanakah pada bumi ini seorang pengendara unta di padang pasir dapat mengumpulkan sedikit demi sedikit 'Fakta-fakta Anda 14 abad yang lalu, kecuali dari pembuat 'Big Bang' sendiri?

Asal Mula Kehidupan
"Dan Anda para ahli biologi yang kelihatannya menguasai seluruh mahluk hidup, namun mempunyai keberanian mengingkari sumber kehidupan, yaitu Tuhan: katakan kepada saya, berdasarkan penelitian kebanggaan Anda; dimana dan bagaimana asalnya kehidupan?

Seperti sekutunya, ahli astronomi 'yang tidak percaya', ia juga memulai ---"Baik. Milyaran tahun lalu zat di laut mulai menghasilkan protoplasma yang darinya datanglah amoeba; dan dari lumpur di dalam laut tersebut datanglah segala sesuatu yang hidup. Dalam satu kata "semua kehidupan" berasal dari laut, yaitu air!"

"Dan, kapan Anda menemukan fakta bahwa semua benda yang hidup berasal dari air?"

Jawabnya tidak berbeda dengan teman astronomnya yang terdahulu, "Kemarin!"
"Tidak ada manusia terpelajar, tidak seorang filosof atau penyair telah pernah dapat menebak penemuan biologis Anda 14 abad yang lalu, benar?", kami bertanya.

"Tidak, tidak pernah!", katanya.

"Baik, maka, dengarkanlah anak tak berpendidikan dari padang pasir ini!"

"Dan, apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya adalah suatu yang padu. Kemudian Kami pisahkan antar keduanya. Dan, dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al-Anbiyaa': 30).

Pernyataan di atas diuraikan lebih jauh dalam Kitab Tuhan:

"Dan, Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki; sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki: Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. An-Nuur: 45).

Anda tidak akan kesulitan memperhatikan bahwa kata-kata dari pencipta alam semesta Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu ditujukan kepada Anda orang-orang yang berpengetahuan dalam menjawab keragu-raguan Anda saat ini. Ini kenyataan yang berasal dari luar mereka melebihi kemampuan penduduk padang pasir 14 abad yang lalu. Penulis tersebut (Tuhan Yang Maha Kuasa) sedang memberi alasan kepada Anda, orang-orang yang berpengetahuan, bagaimana Anda dapat tidak mempercayai Tuhan? Anda seharusnya orang yang paling akhir mengingkari keberadaan-Nya namun ternyata Anda yang pertama! Kelemahan apa yang telah membuat Anda mengikuti ego menutupi perasaan logis Anda?

Dan kepada para ahli botani, zoologi dan psikologi yang, berlawanan dengan pengetahuan mereka yang mengagumkan ke dalam kealamiahan segala sesuatu, menolak mengenali Tuhan Pencipta. Biarkan mereka kemudian menilai ucapan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam juru bicara Tuhan.

"Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (QS. Yaasiin: 36).

* "Diciptakan Berpasangan" Misteri seks berlaku atas semua ciptaan ---pada manusia, pada kehidupan hewan, pada kehidupan tumbuhan, dan pada sesuatu yang lain yang kita tidak tahu. Kemudian terdapat kekuatan pasangan berlawanan di alam, misalnya listrik positif dan negatif dan lain-lain. Atom itu sendiri terdiri dari inti yang bermuatan positif atau proton, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Hukum materi itu sendiri karenanya mengacu sebagai pasangan energi yang berlawanan. (Komentar oleh A. Yusuf Ali).

Tanda-tanda Tuhan
Ayat-ayat dari "Kitab yang jelas" ini, kitab suci Al--Qur'an dengan jelas diterangkan oleh Al-Qur'an dengan sendirinya. Para pelajar Al-Qur'an melihat tulisan Tuhan yang tidak pernah salah dalam setiap penemuan manusia. Terdapat "tanda-tanda", "mu'jizat" dari kedermawanan dan penghargaan Tuhan untuk menghilangkan keraguannya dari menguatkan keimanannya.

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda bagi orang yang mengetahui." (QS. Ar-Ruum: 22).

Ironisnya, 'orang-orang berpengetahuan' suka menentang! Materi ilmu pengetahuan yang sangat luas membuat mereka membusungkan dada dengan bangga. Mereka kekurangan perasaan rendah hati yang sesungguhnya yang pergi bersama dengan seluruh pengetahuan yang benar. Dalam kata-kata seorang Perancis modern:
"Pengamatan di atas tersebut (berdasarkan tesisnya sendiri) membuat hipotesa lanjutan yang dibuat oleh orang-orang yang melihat Muhammad sebagai penulis Al-Qur'an tak dapat dipertahankan. Bagaimana seorang manusia, dari keadaan tidak dapat menulis, menjadi penulis yang paling penting, dipandang dari segi literaturnya, dalam seluruh literatur Arab?

Bagaimana ia kemudian dapat mengucapkan kebenaran-kebenaran pengetahuan alam yang orang lain tidak dapat membuatnya pada saat itu, tanpa sedikit pun membuat kesalahan dalam pengucapan pada masalah tersebut?" (Lihat The Bible, the Qur'an and Science p. 125 oleh Maurice Bucaille).

Inspirasi Awal
Benih-benih buklet ini, "Al-Qur'an - Mu'jizat dari mu'jizat-mu'jizat," mungkin disebar oleh duta besar keliling Islam, orator ulung - Maulana Abdul Aleem Siddiqui. Saya masih bersekolah ketika ia mengunjungi Afrika Selatan dalam ceramah kelilingnya pada tahun 1934. Di antara banyak pembicara terpelajar, saya mendengarnya berbicara pada 'Pengembangan Ilmu Pengetahuan oleh Umat Islam."

Sesudah itu, sebuah buklet dengan judul yang sama dipublikasikan oleh World Federation of Islamic Missions (Misi-misi Federasi Islam Dunia), Karachi, Pakistan, yang membawa kembali kegembiraan dan getaran hati dari ceramah, yang telah saya dengar dalam usia belasan tahun. Kenangan atas abdi Islam tersebut, saya produksi ulang di sini, untuk anak cucu, beberapa kata yang telah dikatakan tentang hubungan antara kitab suci Al-Qur'an dan cabang-cabang ilmu pengetahuan:

Peringatan Terhadap Ilmu Pengetahuan
"Penekanan Al-Qur'an untuk mempelajari alam secara ilmiah adalah fenomena unik dalam literatur keagamaan dunia. Hal ini menarik perhatian kita berulang-ulang terhadap bermacam-macam fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. Berulang-ulang memperingatkan umat Islam bahwa mencari ilmu pengetahuan adalah salah satu kewajiban agama. Secara berulang menekankan kebenaran besar yang tidak diketahui dunia sebelum turunnya Al-Qur'an bahwa segala sesuatu di alam adalah untuk melayani manusia dan harus dimanfaatkan untuk kegunaannya. Memperingatkan kita agar mempelajari struktur dan fungsi organ manusia, struktur, fungsi dan distribusi hewan, bentuk, struktur, fungsi, klasifikasi dan distribusi tumbuhan, dan ini semua adalah masalah ilmu biologi.

"Memperingatkan kita untuk mempelajari susunan alam dan sifat materi secara umum sebagai pengaruh energi, yang merupakan masalah ilmu fisika modern."

"Memperingatkan kita untuk mempelajari sifat-sifat zat baik dasar atau campuran dan hukum-hukum kombinasinya dan aksi satu zat atas yang lainnya yang merupakan masalah ilmu kimia modern."

"Memperingatkan kita untuk mempelajari struktur dan mineral penyusun bumi, lapisan susunan yang berbeda, perubahan yang terjadi dalam materi organik dan anorganik dan lain-lain, dan lain-lain, yang merupakan masalah ilmu geologi modern.

"Memperingatkan kita untuk mempelajari penggambaran bumi secara umum, pembagian fisiknya menjadi lautan, sungai-sungai, gunung-gunung, daratan dan lain-lain, serta mineral-mineral, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan di dalamnya, dan pembagian politisnya yang merupakan masalah ilmu geografi modern."

"Memperingatkan kita untuk mempelajari alasan-alasan yang menyebabkan pergantian hari dan malam, perbedaan musim, pergerakan planet-planet dan fenomena angkasa lainnya, yang merupakan masalah ilinu astronomi modern."

"Memperingatkan kita untuk mempelajari pergerakan angin, formasi dan evolusi awan dan produksi hujan, dan fenomena serupa lainnya, yang merupakan masalah ilmu meteorologi modern."

Selama berabad-abad, umat Islam memimpin dunia dalam bidang ilmu pengetahuan. Kemudian secara perlahan, kepemimpinan itu lambat-laun mulai hilang dari tangan mereka. Umat Islam telah gagal dalam peran kepemimpinan mereka dan orang-orang materialistis Eropa bergerak maju mengisi kekosongan kepemimpinan yang ditinggalkan oleh umat Islam.

Lebihjauh, Maulana mencatat kontribusi yang dibuat oleh umat Islam sebagai berikut:

"Pergolakan intelektual yang dibuat oleh Islam adalah salah satu yang dahsyat. Tidak ada bagian pengetahuan apapun yang tak tersentuh oleh para sarjana Muslim dan mengukir sebuah kedudukan tinggi bagi mereka sendiri."

"Sejujurnya, Islam menghendaki komunitas umat Islam menjadi komunitas intelektual, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan semua bentuk pengetahuan lainnya adalah satu dari tujuan utama Islam. Jika bukan karena umat Islam, Eropa tidak akan pernah melihat jalan ke arah Renaissance dan era ilmu pengetahuan modern tidak akan pernah dimulai. Bangsa-bangsa tersebut telah menerima ilmu pengetahuan dari Eropa secara tidak langsung; pada kenyataannya adalah murid-murid masa lalu dari komunitas Islam. Umat manusia berhutang pada Islam, hutang yang tidak akan pernah dapat dibayar, dan terima kasih yang tidak akan pernah dilupakan."

Orator ulung ini (Maulana) mengakhiri penjelasan yang bagus sekali dari topik "Pengembangan Ilmu Pengetahuan oleh Umat Islam" dengan kata-kata:

"Sebelum saya menyimpulkan, izinkan saya menegaskan sekali lagi bahwa komunitas Islam betul-betul merupakan kreasi Islam yang pada gilirannya berakar dalam wahyu Tuhan. Hanya iman dan penerapan (ajaran) Islam yang dapat membuat seseorang menjadi Muslim. Dalam Islam ada yang disebut kewajiban agama di mana seorang Muslim harus menyelidiki realitas obyek di sekitarnya, sehingga penyelidikan ilmiahnya itu dapat membimbingnya untuk mengetahui penciptanya. Penyelidikan ilmu pengetahuan dalam Islam bukanlah suatu akhir tetapi sebuah alat untuk proses pencapaian dari sebuah akhir yang lebih tinggi. Yang betul-betul merupakan akhir sebenarnya dari kemanusiaan.

"Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali." (QS. Al-Baqarah: 156).

Ceramah Yang Saya Tinggalkan
Saya mendapat kehormatan mendengarkan pidato di atas secara langsung pada tahun 1934. Di akhir tigapuluhan saya mempunyai pidato tersebut dalam bentuk sebuah buklet. Saya menghafalnya dengan beberapa perubahan dan modifikasi, selagi masih bekerja di toko Muslim pada stasiun Adams Mission. Saya begitu bersemangat, sehingga saya mengatur rencana dengan kampus Adam untuk berpidato dan memberi kuliah kepada para mahasiswa dengan topik tersebut. Pada waktu itu saya tidak sepenuhnya mengerti besarnya tugas saya tetapi saya tidak akan pernah yakin sampai atasan Muslim saya datang untuk menolong saya? Dia mengancam akan memecat saya jika saya tidak membatalkan kuliah umum pertama saya. Saya mundur. Atasan saya betul-betul sudah menyepelekan peringatan Allah. Saya juga, tidak mengetahui lebih baik. Saya tidak dapat berkata sikap apa yang harus diambil jika saya mendapat peringatan ini:

"Katakanlah: 'Jika bapa-bapa, anak anak, saudara-saudara, istri istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dan pada Allah dan Rasu1-Nya dan dari berjihad di Jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkran keputusan-Nya.' Dan, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS. At-Taubah: 24).

Terima kasih (?) kepada saudara saya yang penakut, kuliah pertama saya bagi misionaris Kristen dan siswa pela-tihan pendeta yang telah dengan tekun saya rencanakan, hafalkan, dan latih menjadi tak berarti. Barangkali saya dikembalikan 10 tahun karir saya dalam pidato umum. Terdapat berjuta-juta orang seperti atasan Muslim saya yang ketakutan oleh pertimbangan-pertimbangan materi seperti disebutkan dalam ayat di atas, orang yang tidak hanya tidak akan menyampaikan perintah suci Islam sendiri tetapi menghalangi semua yang telah dipersiapkan untuk melakukan tugas itu. Namun mereka menunjukkan sikap yang paling shaleh: menjadi tidak berguna ---Allah melukiskan hal tersebut: "Pelanggar yang sesat!"

Terima Tantangan Tersebut
Pada pidato yang terdahulu Maulana telah menarik perhatian kita terhadap peringatan Al-Qur'an kepada kita untuk merenungkan ilmu biologi, fisika, kimia, geologi, meteorologi dan lain-lain. Baru-baru ini sarjana seperti Maurice Bucaille, Keith Moore dan Sheik Zindani telah menulis aspek ilmu pengetahuan yang berbeda dari Al-Qur'an. Tetapi jangkauannya tanpa batas. Al-Qur'an yang mulia adalah sebuah lautan pengetahuan. Pada dunia spesialisasi ini para cendikiawan Muslim harus menerima tantangan yang diisyaratkan oleh Maulana pada pertengahan tiga puluhan. Mereka tidak perlu mencoba-coba dalam setiap bidang. Masing-masing mempunyai spesialisasi khususnya sendiri. Generasi muda Islam sangat membutuhkan informasi dan artikel serta brosur-brosur kecil tentang berbagai ilmu pengetahuan untuk merangsang hasrat mereka. Ensiklopedi mungkin menyusul. Insya Allah!

Saya tidak perlu minta maaf karena menyerahkan penjelasan ilmu pengetahuan Qur'ani kepada para cendikiawan Muslim. Bahkan para non-Muslim harus didorong untuk menggali kedalaman hikmah seperti diabadikan dalam kitab Allah. Sebagai seorang awam, saya akan berbagi dengan Anda mu'jizat alamiah dari Al-Qur'an dalam apa yang tampak buat saya sebagai fakta-fakta yang sederhana, biasa


16 Al-Quran benar-benar Unik Pencatatanya

Di antara semua literatur agama yang masih ada di dunia, kitab suci Al-Qur'an benar-benar unik. Pencatatan dan pemeliharaannya adalah suatu mu'jizat! Karena Al-Qur'an sangat berbeda dengan pola penggambaran manusia biasa; Hanya pandangan dangkal dan bermusuhan yang mengatakan Al-Qur'an membingungkan dan tak pantas. Polanya benar-benar berbeda. Unik. Penuh Mu'jizat. Izinkan saya memperkuat pernyataan saya:

Gaya Bahasa Manusia
Setiap kitab agama lain dibangun pada pola: "pada suatu ketika…" atau "Rubah dan anggur… Srigala dan anak biri-biri," dan lain-lain, yaitu:

1.a. Pada Mulanya (pada suatu ketika)
Allah mnciptakan langit dan bumi… (Ditambah penekanan). (Injil - Kejadian 1:1)

b. Pada mulanya (pada suatu ketika)
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah... (Ditambah penekanan). (Injil -Yohanes 1:1)

c. Inilah silsilah (yang asli, pada mulanya) Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham .... (Ditambah penekanan). (Injil - Matius 1: 1)

2. Sesudah Musa, hamba Tuhan itu mati (terjadi lagi, pada suatu ketika) berfirmanlah Tuhan kepada Yosua.... (Ditambah penekanan). (Injil - Yosua 1: 1)

3. Sesudah Yosua mati, (terjadi lagi, pada suatu ketika) orang Israel bertanya kepada Tuhan....(Ditambah penekanan). (Injil - Hakim-hakim 1: 1)

4. Terjadi (terjadi lagi, pada suatu ketika) pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah ... (Ditambah penekanan). (Injil - Rut 1: 1).

5. Ada seorang laki-laki (pada suatu ketika) dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim ... (Ditambah penekanan). (Injil - l Samuel 1: 1).

6.Terjadi (terjadi lagi, pada suatu ketika) setelah Saul mati ... (Ditambah penekanan). (Injil - 2 Samuel 1: 1 ).

7. Saat ini (pada suatu ketika) Raja Daud telah tua dan lanjut umurnya, dan biarpun ia diselimuti badannya tetap dingin. (Injil - l Raja-raja l: 1).

8. Saat ini (pada suatu ketika) pada tahun pertama zaman koresy, raja negeri Persia ... (Ditambah penekanan). (Injil - Ezra 1: 1).

9. Terjadi (terjadi lagi, pada suatu ketika) pada zaman Ahasyweros... (Ditambah penekanan). (Injil - Ester l:1)

10. Terjadi (terjadi lagi, pada suatu ketika) pada tahun ketiga puluh dalam bulan yang ke empat, pada tanggal lima bulan itu ... (Ditambah penekanan). (Injil - Yehezkiel 1: 1)

Jika contoh-contoh ini tidak membingungkan Anda, maka tidak ada lagi yang akan membingungkan Anda! Tak terelakkan lagi Anda terpesona dengan sindrom "pada suatu ketika". Anda telah diperkuat dengan kegemaran cerita buatan manusia, bahkan jika mereka benar. Gaya bahasa, pola, dan penggambaran ini adalah bagaimana manusia berfikir, berbicara dan menulis. Jangan salahkan mereka karena manusia akan bersifat manusia.

Semua keterangan di atas berasal dari Versi King James yang sudah direvisi (KJV= King James Version), versi yang paling populer di antara umat Kristen dunia. Anda harus memperhatikan bahwa setiap ayat dalam kutipan di atas adalah 1: l, 1: 1, berarti pasal pertama dan ayat pertama dari Injil. Yang mulai dengan "Saat ini, saat ini, saat ini!" Coba, lihat pada diri Anda sendiri berapa banyak lagi kata seperti pada mulanya dapat Anda temukan dalam "Books of Books," Bagaimanapun saya harus memperingatkan Anda bahwa indeks Injil tidak akan menolong. Anda harus menomori halaman sama seperti yang saya lakukan.

Indeks Tidak Akan Menolong
Saya mencari keterangan dari dua indeks Injil. Satu yang diterbitkan oleh Jehovah's Witnesses (Saksi-saksi Yehovah) ---Sekte Kristen yang paling cepat tumbuhnya dalam umat Kristen. Yang kedua adalah "Young's Analytical Con-cordance to the Bible." Kedua indeks ini masing-masingnya lebih dari 300.000 judul. Terakhir tidak kurang dari 277 daftar baru, tetapi tidak terdapat sebuah kata "Saat ini" (pada suatu ketika) dari contoh-contoh yang diberikan di atas. Anda dapat menebak alasannya!

Saya tidak ingin mengganggu kesabaran Anda lebih jauh. Saya sadar bahwa Anda menginginkan bukti. "Baiklah, sekarang, tolong ceritakan kepada kami tentang wahyu Al-Qur'an!:

"Saat itu malam ke l7 bulan Ramadhan Nabi Islam Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam berada di dalam gua Hira, di pinggiran kota Makkah. Dia biasa menjauhkan diri ke gunung Hira untuk mencari kedamaian, ketenangan dan agar dapat merenung. Biasanya ia kuatir tentang masalah-masalah kaumnya ---mabuk-mabukan, perzinahan, penyembahan berhala, peperangan, ketidak adilan dan kekejaman mereka. Begitu banyak sehingga Gibbon, sejarawan terkemuka, terpaksa mencatat dalam tulisannya "Decline and Fall of the Roman Empire" (Kemunduran dan Keruntuhan Kekaisaran Roma):

"Kebrutalan manusia (bangsa Arab), hampir tanpa perasaan, sangat sulit dibedakan dari dunia hewan yang lain."

Petapa Hira tersebut sedang merindukan sebuah penyelesaian. Dia biasa menjauhkan diri ke tempat pengasingan secara sendirian atau kadang-kadang dengan istri tercintanya Ummul Mu'minin (Ibu orang-orang beriman) Khadijatul-Kubra.

Seruan Pertama
Suatu malam ---Malam Lailatul-Qadr--- (Malam kekuatan dan keunggulan) ketika dunia tenang dengan kedamaian Tuhan dan seluruh alam menghadap ke arah Tuhannya -pada pertengahan malam tersebut kitab Tuhan dibuka bagi jiwa yang dahaga. Jibril, malaikat Allah, tampak kepadanya, dan memerintahkan dalam bahasa daerahnya 'iqra' yang berarti "baca!" atau "bawakan" atau "latih" atau "nyatakan" dengan keras! Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sangat takut dan benar-benar tidak siap menghadapi kejutan ini. Ini bukanlah upacara kelulusan atau pemakaian jubah. Dalam ketakutan dan keragu-raguan bercampur takut ia berseru 'Maa-ana beqaa--Ri'in (Saya tidak dapat membaca!)" Malaikat tersebut mengulangi perintah 'iqra' untuk yang kedua kali, dengan tanggapan yang sama dari Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jibril memeluknya dengan keras dan memerintahkannya untuk yang ketiga kali:

Bacalah ! Dengan (menyebut) Nama Tuhanmu, yang menciptakan ....

Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sekarang mengerti bahwa yang perlu ia lakukan adalah mengulang apa yang telah dikatakan, karena kata Arab 'iqra' berarti: baca., bawakan atau ulangi! Mengikuti ayat pertama Surat Al-'Alaq (Surat ke 96 dari Al-Qur'an) di atas. Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mengulang dan membawakan empat ayat lagi pada seruan pertamanya dan kemudian ayat-ayat tersebut dicatat dalam bentuk tertulis pada kitab suci Al-Qur'an.

"Tunggu, Tuan Deedat!" saya hampir dapat mendengar jeritan Anda. Semua yang sedang Anda katakan kepada kami tentang wahyu Al-Qur'an ini tidak berbeda dengan sejumlah contoh lainnya yang harus Anda buktikan tentang adanya tangan manusia di dalamnya. Apakah semuanya berbuat keliru dan bukan bersifat ketuhanan?"

Tepat sekali! Saya senang Anda melihat dengan jelas bagaimana subyektifnya pikiran, perkataan dan pencatatan manusia. Sejak Anda meminta saya "tolong ceritakan pada kami tentang wahyu Al-Qur'an," dan saya mulai memberi tanggapan ---Saat itu malam ke 17 bulan Ramadhan ...." sampai--- "dan kemudian dicatat dalam bentuk tertulis pada kitab suci Al-Qur'an" adalah kata-kata saya sendiri, meminjam dari kitab suci Al-Qur'an, dari kitab hadits, dan dari sejarah serta dari mulut orang-orang yang berpengetahuan yang saya dengar selama puluhan tahun lebih. Naskah Al-Qur'an ini tidak tercemar oleh tangan manusia. Inilah bagaimana Al-Qur'an dijaga. Saya cantumkan di bawah ini lima ayat pertama dari wahyu pertama Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, untuk pengamatan dan studi kritis Anda-

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS. Al-'Alaq: 1-5)

Sebuah Catatan Unik
Setiap teks Al-Qur'an, dalam bahasa Arab atau dalam bentuk terjemahan dalam bahasa apa pun akan mengikuti pola ini. Tidak ada jika atau tetapi. Anda tidak akan menemukan dalam teks atau terjemahan bahwa Muhammad Sha1lallahu Alaihi wa Sallam "berusia 40 tahun ketika menerima seruan pertamanya." Anda tidak akan menemukan bahwa "ia di dalam gua gunung Hira." Anda tidak akan menemukan bahwa "ia melihat malaikat Jibril" atau bahwa "ia ketakutan," atau bagaimana reaksi dan tanggapannya terhadap perintah "Iqra'!" Bahwa ketika malaikat tersebut pergi setelah melengkapi 5 ayat pertama tersebut, "Muhammad berlari ke rumahnya sekitar 3 mil sebelah selatan Makkah menemui istri tercinta Khadijah dan mengatakan apa yang telah terjadi dan meminta sang istri menyelimutinya, menyelimutinya!" Semua ini apa yang saya namakan gaya bahasa "pada suatu ketika!" Kitab suci Al-Qur'an tidak menggambarkan apapun tentang ini, benar-benar sebuah narasi dan pemeliharaan yang unik. Singkatnya ini mu'jizat!

Lebih jauh, tidak seperti usaha seni literatur manusia manapun, di mana segalanya mulai dengan yang permulaan: kata pertama dan ayat pertama wahyu Al-Qur'an bukanlah surat pertama dan ayat pertama dari Al-Qur'an ---Ayat-ayat tersebut menduduki surat ke 96 dari Al-Qur'an, sebagai penulis ketuhanan (Tuhan Yang Maha Kuasa) telah mengajarkan utusan pilihan-Nya, Muhammad Shallallabu Alaihi wa Sallam. Tidak ada kitab agama di bumi ini yang mirip dengannya atau mengikuti pola ini, karena tidak ada wahyu yang (dinyatakan tanpa bukti) dipelihara keasliannya ketika diwahyukan!

Seorang Psikolog Canada
Saya mendapat kehormatan berbagi pikiran tentang seruan pertama Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagaimana termuat dalam 5 ayat pertama Surat Al-'Alaq (surat ke 96) seperti terlihat pada pembahasan sebelumnya, dengan seorang pemuda dari Canada. Saya sedang membawanya dalam sebuah tour ke masjid terbesar di belahan bumi bagian selatan. Selagi bercakap-cakap, saya menanyakan pekerjaannya. Dia mengatakan sedang mengambil kuliah master di bidang psikologi. "Psikologi?" saya berkata, dan dengan segera menarik perhatiannya pada 5 ayat pertama surat yang sedang didiskusikan. Saya menanyakannya bagaimana ia akan menerangkan tentang perintah suci dan pengalaman Muhammad yang berbicara tentang "Membaca, menulis dan belajar sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya," sesuatu yang bukan masalahnya saat itu, bukan pula masalah kaumnya. Bagaimana pikiran seorang manusia yang subyektif dapat berlatih kata-kata ini. Saya berkata, "Terangkanlah!" Dia mengatakan tidak dapat dan mengakui sudah bergulat dengan persoalan itu. Saya berkata, "Dalam kasus ini kami seharusnya menerima perkataan manusia tersebut." Dan, saya mengutip ayat pertama surat An-Najm:

"Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat." (QS. An-Najm: 1-5).

Dan, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam berulang kali mengatakan kepada kaumnya:

"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa." (QS. Al-Kahfi: 110).

Pemuda Canada tersebut dengan sopan memberi tanggapan; "Saya harus memikirkan masalah ini dengan serius." Hanya jika kita membiasakan diri kita dengan fakta-fakta dari kitab suci Al-Qur'an, kita akan dapat membuka percakapan dengan ahli dalam pengetahuan apa pun.

Mu'jizat Jurnalistik
Sebagai pusat kegiatan, IPCI menarik banyak orang untuk berdialog dan berdiskusi, termasuk jurnalis dan wartawan. Segera setelah saya menyadari bahwa bidang kegiatan orang yang bertanya kepada saya adalah jurnalistik, saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan senang memperlihatkan kitab suci Al-Qur'an kepadanya sebagai sebuah "Mu'jizat jurnalistik". Tak ada seorang pun menolak untuk mendengarnya. Saya memulai dengan cerita nabi suci Musa Alaihis-salam, dalam gaya bahasa dan pola "Pada suatu ketika" . Itu tidak dapat diberhentikan. Namun kami tidak dapat memberikan rincian tentang "Musa dan the Bulrushes" atau bahkan perincian masa kecilnya, ibu, dan saudara perempuannya," (QS. Thaha: 38-40 dan Al-Qashash: 7-13). Kita harus melewati perincian tersebut. Saya memulainya dengan:

Kecelakaannya Di Dalam Kota
Musa Alaihis-salam mendatangi dua pria yang sedang berkelahi, seorang berasal dari sukunya sendiri dan yang lainnya seorang musuh bangsanya. Dia menolong orang Yahudi menghadapi orang Mesir dan dalam perbantahan menampar orang yang kejam tersebut terlalu keras sehingga ia mati.

Musa Alaihis-salam kemudian melarikan diri dari negaranya menuju padang pasir Sinai dan mendapatkan dirinya di antara kaum Midianites. Di sini ia menolong dua orang gadis yang sedang kesukaran dan ditawari sebuah pekerjaan oleh ayah mereka Jethro. Setelah menyelesaikan perjanjian kerjanya selama 8 tahun lebih, Musa Alaihis-salam mulai bosan dengan kehidupan dusunnya. Bagi seorang manusia yang telah tumbuh besar dengan keluarga kerajaan, di tengah kesibukan dan ketergesaan kota, ia menjadi resah. Dia menginginkan perubahan dan meminta izin untuk memisahkan diri dari mertuanya. Jethro orang yang sangat rasional dan praktis. Dia mengizinkan Musa Alaihis-salam pergi.

Musa Mempelopori Sebuah Perjalanan
Musa Alaihis-salam pergi dengan istri dan anak-anaknya, bersama dengan domba dan kambing bagiannya yang biasa digembalakan untuk ayah mertuanya.
Setelah beberapa waktu ia dan keluarganya sampai di Sinai. Dia kehilangan arah dari kediaman terakhir tempatnya beristirahat. Dia kehabisan persediaan daging masak yang dibawanya. Masih terdapat cukup Matzos, roti kering Yahudi yang tidak beragi. Masalahnya adalah daging. Dia harus menyembelih seekor domba atau kambing. Itu mudah. Kesulitannya adalah membuat api yang merupakan tugas yang sulit, karena memerlukan waktu setengah hari menggosok dua materi yang berbeda. Tidak ada korek api atau geretan pada zaman itu. Dia menangguh-nangguhkan. Menunda segala sesuatunya untuk hari ini, atau besok dan masalah dagingnya akan terpecahkan, ia berpikir ... "Mana mu'jizat yang dijanjikan!" Tuan Deedat?

Sejauh ini saya hanya memberikan latar belakang cerita tersebut. Mu'jizatnya adalah, untuk menyingkat semua hal dan banyak lagi (cerita) di atas hanya dalam 4 ayat pendek -4 kalimat pendek dalam prosa yang paling indah. Tetapi untuk menghargai prestasi tersebut, saya harus menarik perhatian Anda kepada sesuatu yang saya senang jika Anda memperhatikan apa yang bagi saya merupakan puncak jurnalistik.

Plakat-plakat Surat Kabar
Saya tinggal sekitar 30 km utara kota Durban, di mana kantor saya berada. Sebelum pembangunan N2 (jalan raya lintas) yang menghubungkan kota Durban, saya biasanya mengambil jalan pantai (pinggir laut) menuju Durban. Rute ini membuat saya melewati Amphi Teater di depan pantai Durban. Pada perpotongan teater tersebut saya selalu mengamati penjual surat kabar yang sedang menawarkan koran pagi "The Natal Mercury," untuk dijual. Dia mempunyai sebuah plakat harian dengan judul utama untuk menarik para pembeli. Setelah berulang-ulang membaca plakat tersebut saya memutuskan tidak membeli surat kabar hari itu, tetapi ketika memarkir mobil di central Durban sewaktu melewati penjual surat kabar yang lain, saya akhirnya membeli surat kabar tersebut.

Sesudah mengalami sejumlah perubahan keputusan seperti itu, saya mulai bertanya pada diri sendiri alasan perubahan pikiran saya tersebut. Saya menemukan plakat yang berbeda meski surat kabar yang ditawarkan sama. Plakat di depan pantai dibuat menyeru para pelanggan Eropa sebaliknya plakat di wilayah yang saya lalui ditujukan kepada komunitas Asia. Dengan perluasan plakat tersebut untuk wilayah Afrika dan kulit berwarna menyebabkan mereka membeli surat kabar yang sama.

Maka jurnalis yang pandai adalah orang yang dapat menciptakan plakat yang menyeru keempat kelompok ras utama setiap hari.

Itu akan menjadi karya agung jurnalistik! Para jurnalis tanpa ragu setuju dengan alasan ini. Marilah kita bersama-sama menganalisa Al-Qur'an berdasarkan alasan ini.

Seruan Yang Universal
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, Nabi Islam berada di Madinah, dan dikelilingi oleh orang-orang Yahudi, Kristen, Islam, musyrik dan munafik di dalam kota. Nabi suci tersebut menyebarkan beritanya (wahyu Tuhan) untuk semua jenis masyarakat ini. Apa yang harus ditulis pada plakatnya untuk menarik perhatian setiap kelompok yang bermacam-macam ini? Dia disuruh menyatakan:

'Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?' (QS. Thahaa: 9).

Dapatkah Anda membayangkan kegemparan tersebut? Orang-orang Kristen dan Yahudi akan selalu menunggu untuk mendengar lebih jauh, mengharap Muhammad berbuat sebuah kebodohan sendiri, karena mereka bertanya-tanya dalam diri mereka sendiri, apa yang dapat diketahui orang Arab ini tentang Musa karena ia seorang ummi (tidak dapat menulis). Umat Islam haus pengetahuan, mereka akan terus merindukan ---tolong katakan kepada kami segala sesuatu yang Anda dapat tentang Musa Alaihis-salam.

Orang-orang musyrik (politheis) dan munafik menikmati diskusi tiga sisi tentang Musa Alaihis-salam: antara umat Islam, Kristen dan Yahudi. Setiap orang benar-benar memperhatikan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sa1lam melanjutkan:

"Lihatlah, Dia melihat sebuah api!"

Dramatis! Anda hampir dapat memvisualisasikan adegan tersebut. Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang berbicara seperti telegrap. Memerlukan waktu sekitar 2 ribu tahun setelah kelahiran Yesus Kristus bagi bangsa Kristen dan Yahudi terbesar di bumi (Amerika Serikat yang kuat) untuk mencapai kesempurnaan yang tinggi dalam bidang periklanan untuk merumuskan slogan, dalam istilah Perusahaan Western Union Telegraph, "Jangan Menulis -(pakailah) Telegraph!" Sekolah jurnalistik mana yang diikuti Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk memimpin super American sizzlemanship? Dia disuruh meneruskan:

"... Lalu berkatalah ia kepada keluarganya: 'Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu." (QS. Thahaa: 10).

Tulisan Cepat Yang Didiktekan
Silahkan bandingkan hal tersebut di atas dengan terjemahan Al-Qur'an berbahasa Inggris lainnya dengan teman atau lawan, dan Anda akan menemukan kata-kata dengan keringkasan dan keekonomisan yang sama. Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak sedang melakukan latihan apapun dalam tulisan ringkasnya. Dia hanya mengucapkan dengan jelas firman Tuhan sewaktu dibisikkan ke dalam hatinya melalui perantara malaikat Jibril. Kita harus mengingat bahwa tidak ada Injil berbahasa Arab, pada abad 6 M, ketika Nabi Muhammad didiktekan Al-Qur'an.

Sekarang tolonglah diri Anda sendiri. Silahkan bedakan wahyu Al-Qur'an ini dengan cerita Injil seperti isi dalam kitab kedua Injil, Kitab keluaran, pasal 1, 2, dan 3 yang mendiskusikan aspek kehidupan Nabi suci Musa Alaihis-salam yang sedang kita bicarakan ini. Saya mengutip permulaan cerita dari Injil -

"Sekarang inilah nama anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing. Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda; Isakhar; Zebulon dan Benyamin; dan serta Naftali, Gad dan Asyer. Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir." (Injil - Keluaran 1: 1-5).

Musa Memulai
Pemanasan sederhana! Inikah bagaimana Tuhan berbicara? Silahkan bandingkan 5 ayat Injil ini dengan 4 ayat Al-Qur'an yang disalin ulang di bawah ini.

Dalam penggambaran Al-Qur'an, Musa Alaihis-salam sangat membutuhkan dua hal sewaktu berfikir di Sinai dengan jamaah dan keluarganya. Dia menginginkan 'api' untuk memasak dagingnya, dan 'petunjuk' menuju beberapa komunitas yang ramah di padang pasir. Allah membentangkan rencananya. Musa Alaihis-salam dibuat 'memulai' misinya dari ilusi pembakaran batu bara menuju kenyataan tentang pembakaran api spiritual dalam jiwa manusia selama ribuan tahun dan sebuah petunjuk yang benar sebagai penuntun manusia.

'Api' yang dilihat Musa Alaihis-salam, bukanlah api biasa. Baginya berarti sebuah cahaya api miliknya sendiri yang mudah, api tersebut juga menunjukkan kehadiran manusia lain yang darinya ia dapat memperoleh informasi dan petunjuk.

"Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil, 'Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa." (QS. Tha-haa: 11-12).

Sejarah spiritual Musa Alaihis-salam berawal di sini dan ini merupakan kelahiran spiritualnya. Dalam istilah Injil ---'Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini!' Ini adalah bagaimana Tuhan berbicara kepada Daud Alaihis-salam tentang pertemuannya, pada kitab Mazmur 2: 7.

Keseluruhan bagian Al-Qur'an di atas penuh arti gaib yang paling tinggi, direfleksikan dalam ayat-ayat bersajak pendek dalam bentuk asli. Irama dan arti di dalam teks memberi kesan misteri tertinggi. Untuk mempermudah perbandingan ini saya menyalin ulang empat ayat tersebut bersama-sama: -

"Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya, 'Tinggallah kamu (disini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil, 'Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa'…" (QS. Thahaa: 9-12).

Thuwa adalah lembah tepat dibawah Gunung Sinai, tempat dimana Musa Alaihis-salam selanjutnya menerima hukum. Dalam arti gaib yang sejajar, kita diseleksi dengan cobaan-cobaan dalam kehidupan yang sederhana ini, lembah yang suci dan menerima pujian Tuhan setinggi gunung (Tur) Sinai, kecuali jika kita mempunyai pengetahuan untuk dapat mengetahuinya. Dan, 'terompah' harus dilepas sebagai tanda penghormatan. Dalam arti gaib yang sama, Musa Alaihis-salam sekarang harus menyimpan semua keinginan dan keperluan duniawinya, ia telah dipilih oleh Tuhan Yang Maha Tinggi.

Apakah Keputusan Anda?
Bagaimana seseorang menjadi biasa untuk mendongeng cerita bohong untuk mengevaluasi obat mujarab dari Tuhan? Bahkan seorang pengeritik simpatik seperti Thomas Carlyle, seorang pemikir terbesar abad lalu; tak dapat mengerti keringkasan gaya yang tajam dan kejelasannya. Dia menyebut pembacaan Al-Qur'an:

"Menjemukan membingungkan tidak teratur, kasar, incondite; ---kebodohan yang tidak dapat didukung.. "

Incondite berarti sebuah konstruksi literatur atau komposisi artistik yang buruk: 'kebodohan yang tidak dapat didukung?' Setelah membandingkan penggambaran Al-Qur'an dan Injil, bagaimana keputusan Anda? Saya telah mendatangi seorang jurnalis yang gagal mengenali kecemerlangan Muhammad (?) Shallallahu Alalhi wa Sallam; dalam mendiktekan fakta-fakta langsung, tanpa berusaha menganalisa atau menginterpretasikannya: dengan tepat seperti yang akan dilakukan seorang pemimpin jurnalis untuk suratkabar atau majalah saat ini. Hanya inilah yang bersifat mu'jizat! Anda setuju?


17 Kitab Telegram Yang Penuh Mukjizat


Kitab suci Al-Qur'an dapat dengan tepat dilukiskan sebagai 'sebuah kitab telegram'. Berdasarkan bagaimana kitab tersebut diwahyukan dalam bentuk perintah suci yang disampaikan secara telegraf dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang:

l. Alkohol Dan Judi
"Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, 'Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.' Dan, mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, 'yang lebih dari keperluan'. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat- Nya kepadamu supaya kamu berfikir." (QS. Al-Baqarah: 219)

Al-Qur'an Dan Hadist
Ayat di atas hanyalah sebuah contoh bagaimana Tuhan berbicara! Contoh lainnya akan diberikan. Dapatkah setiap pencari kebenaran diyakinkan dengan suatu cara yang lebih mudah? Jawabannya adalah 'Tidak!' Dia (Tuhan) memberi alasan dengan keras dalam firman berikut ini,
" . Katakanlah, 'Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, ...." (QS. Ar-Ra'd: 16).

Tentu saja tidak!
Sekarang bandingkan firman Tuhan Yang Maha Kuasa di atas tentang 'Khamer' (yang memabukkan) dengan sabda dari utusan terpilih-Nya, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jangan lupakan bahwa surat Al-Baqarah ayat 219 di atas yang diikuti dengan hadits di bawah ini berasal dari bibir Nabi ShallallahuAlaihi wa Sallam dan dicatat oleh para sahabatnya:

Ibnu Anas Radhiyallahu Anhu melaporkan bahwa utusan Allah tersebut mengutuk siapa saja yang bersekutu dalam cara apapun untuk memproduksi atau mengkonsumsi segala bentuk minuman memabukkan. Dia berkata,
l. Dikutuk siapa saja yang menanam anggur untuk pembuatan.
2. Dikutuk siapa saja yang menjualnya.
3. Dikutuk siapa saja yang memerasnya.
4. Dikutuk siapa saja yang membotolkannya, dan
5. Dikutuk siapa saja yarig meminumnya, atau kata-kata untuk akibatnya.

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam terse-but juga diceritakan berkata, "Apapun yang memabukkan dalam jumlah yang lebih besar, dalam jumlah yang lebih kecil juga dilarang."

Dalam Islam tidak ada alasan untuk sedikit atau banyak, tidak seperti nasihat Paulus kepada Timoti: -

"Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah." (Injil - 1 Timoti 5: 23)

Atau rekomendasi Solomon yang optimis tapi tak serius bagi perbudakan dan penaklukan sebuah masyarakat jajahan:

"Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada orang yang susah hatinya. Biarkanlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya." (Injil - Amsal 31: 6-7).

Marilah kita lupakan, silahkan lihat kembali gaya penulisan Al-Qur'an dan kata-kata Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut di atas. Kedua hal tersebut adalah kata-kata yang terpisah dalam gaya penulisan, struktur, dan keindahan meskipun diucapkan dengan bibir yang sama.

Contoh lain pengulangan secara telegrap terhadap sebuah pertanyaan sehubungan dengan: -

2. Bulan Sabit
"Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, 'Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; .... " (QS. Al--Baqarah: 189)

"Terdapat banyak tahayul sehubungan dengan bulan sabit, seperti yang terdapat pada saat ini. Kita diberitahu agar tak peduli dengan tahayul tersebut. Sebagai sebuah pengukuran waktu, di mana kalender bulan digunakan, bulan sabit adalah satu tanda besar, yang disaksikan oleh orang-orang dengan penuh hasrat. Hari raya Islam, termasuk Haji ditentukan dengan tampaknya bulan baru tersebut." (A. Yusuf Ali).
Sebuah telegram, dalam sebuah nada yang identik un-tuk pertanyaan .

3. Amal
"Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah, Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang mikin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. 'Dan apa saja kebajikan yang kamu perbuat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya." (QS. Al-Ba~a-rah: 189).

Tiga pertanyaan yang timbul dalam beramal:
a. Apa yang harus kita beri?
b. Kepada siapa kita harus memberi?
c. Bagaimana kita harus memberi?

Jawabannya di sini, berikan apa saja yang baik, berguna, bermanfaat, dan berharga. Bisa berbentuk barang atau uang. Bisa sebuah pertolongan. Bisa nasihat, bisa kata bijak: "Apa saja perbuatan baik yang kamu kerjakan" adalah amal. Sebaliknya, jika Anda memberikan sesuatu yang tidak berguna, tidak ada amal di dalamnya. Atau jika Anda memberi sesuatu dengan maksud membahayakan, seperti sebuah pedang kepada orang gila, atau obat atau gula bahkan uang kepada seseorang yang ingin Anda tipu, "Ini bukanlah amal tetapi sebuah pemberian yang dilarang."

Kepada Siapa Anda Harus Memberi?
Mungkin menggoda untuk memperoleh penghargaan dunia dengan sebuah pemberian yang akan menjadi bahan pembicaraan, tetapi apakah Anda memenuhi kebutuhan orang-orang yang mempunyai hak dalam harta Anda? Jika Anda tidak, Anda seorang yang menipu kreditor: bukanlah amal!

"Setiap pemberian dinilai dengan karakter yang tidak mementingkan diri sendiri: Tingkat kebutuhan dan tuntutan merupakan sebuah faktor yang harus Anda pertimbangkan: jika Anda tidak menghargainya, terdapat sesuatu yang mementingkan diri sendiri di balik itu.

Bagaimana Seharusnya Diberikan?
Dalam pandangan Allah hal tersebut menghalangi semua kepura-puraan, riya, dan ketidak tulusan." Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam menerima telegram yang lain untuk menjawab pertanyaan tentang alam dalam hal:

4. Roh
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, 'Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sediklt'…" (QS. Bani 'Israil: 85).

Saya tidak berhenti untuk memberi penekanan lebih terhadap kenyataan bahwa pembacaan kitab suci Al-Qur' an tidak seperti kitab lain di bumi. Al-Qur'an berbicara tegas dan langsung ke pokok permasalahan. Tidak terdapat "jika" dan "tetapi", tidak ada kebohongan, tidak ada keraguan. Dalam seluruh volumenya yang sangat banyak Anda tidak akan mendapatkan tipe naskah dari sebuah "box-office", atau sebuah rekaman potongan film seperti "Ten Command-ments," "Samson and Delilah," atau "David and Sath-She-ba" dapat dihasilkan untuk layar perak, bioskop. Dalam hal ini kitab suci Injil adalah kesenangan penulis naskah. Semuanya lengkap untuk mengubah dengan mudah menjadi pot-pot emas!

Selagi kita berada di sini, izinkan saya mengingatkan para pembaca yang mencari seperti Anda, Anda tidak akan menemukan di dalam sampul kitab suci Al-Qur'an bahkan nama ayah atau ibu Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Anda tidak akan menemukan nama istrinya atau nama putrinya, tidak juga nama sahabat-sahabat tercintanya. Mengherankan! Walau demikian Anda akan menemukan sebuah surat yang seluruhnya dipersembahkan bagi Maryam, ibu Yesus ... Surat Maryam, atau Maria, surat ke 19 dari kitab suci Al-Qur'an.

Yesus disebut dalam kitab Tuhan ini tidak kurang dari 25 kali, sementara nama Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam hanya lima kali. Alasannya? Apakah Yesus dan ibunya lebih penting daripada Muhammad dan ibunya (semoga kesejahteraan atas mereka semua)? "Tidak! Tidak sama sekali" Kemudian mengapa Al-Qur'an mengulas banyak sekali? Sederhana, karena integritas Yesus dan ibunya (kesejahteraan atas mereka) yang dipertaruhkan. Terdapat bermacam-macam tuduhan salah, sindiran dan tuduhan tak langsung terhadap ibu dan anak yang harus dijernihkan.

Karena itu cerita pemberitahuan, doktrin Katholik bahwa Maryam mengandung tanpa pergaulan dengan pria dan kelahiran Yesus harus didokumentasikan. Tidak seorang pun pernah mempertanyakan silsilah Nabi Islam, karena itu tidak ada sebuah kata pun diboroskan dalam keseluruhan kitab tentang kelahiran Muhammad atau asal usulnya. Al-Qur'an bukanlah biografi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam! Ini sulit dime-ngerti bagi orang-orang yang tidak beriman.

Marilah kita berikan satu lagi contoh komunikasi telegrafi dari Al-Qur'an pada masalah Hari Kiamat, yaitu:-

5. Hari Kiamat
"Mereka menanyakan kepadamu tentang hari kiamat, 'Bilakah terjadinya?' Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun dapat menjelaskan waktu keda-tangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi mahluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat Itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." (QS. Al-A'raf: 187).

Akan berharga ketika membandingkan satu ayat di atas dengan seluruh pasal 13 Injil Markus, yang menggunakan seluruh 37 ayat di sana untuk mendapatkan kesimpulan satu ayah (ayat) di atas. Sebuah tes sederhana untuk membedakan kitab buatan manusia dari firman Tuhan. Anda akan menemukan Al-Qur' an bebas dari hiasan tambahan dan pembica-raan yang bertele-tele!

Banyak lagi contoh dapat diberikan dari kitab Tuhan untuk membuktikan bahwa penggambarannya bukanlah gaya bahasa manusia, bahwa Al-Qur' an adalah sebuah kitab yang unik. Kenyataannya sebuah buku dapat ditulis dengan tema ini sendiri. Bagaimanapun kita akan mengakhiri bab ini dengan satu contoh terakhir dari kitab suci Al-Qur'an. Sebuah surat pendek yang klasik yang terdiri dari hanya empat ayat. Susunan kata keseluruhan empat ayat tersebut lebih sedikit dibandingkan lima contoh ayat yang masing-masingnya diberikan di atas. Pada halaman berikut saya memberi Anda sebuah salinan surat pendek tersebut.

"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maba Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada.beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Dalam terjemahan berbahasa Inggris pada halaman sebelumnya, Anda akan mencatat lima angka terhadap empat ayat tesebut, No 6296 sampai 6300. Dalam terjemah-an lengkap A. Yusuf Ali, Anda akan menemukan komentarnya. Anda mungkin setuju atau tidak setuju dengan urai-annya. Hal tersebut tidaklah mutlak. Firman Tuhan adalah teks Arab yang Anda lihat di atas, dan yang berbahasa Inggris diterima sebagai usaha terbaik manusia dalam terjemahan.

Saya sekarang akan memberi Anda pengamatan saya sendiri dari sudut wahyu yang kita sedang diskusikan, yaitu inspirasi Tuhan --Firman Tuhan, di bawah judul:

6. Batu Ujian Teologi
Dengan kekuasaan utusan Allah, secara umum diterima bahwa seorang Muslim yang membawakan empat ayat di atas dalam teks aslinya, akan memperoleh berkah spiritual tiga kali lebih banyak dari membaca seluruh Al-Qur'an. Apa yang membuat surat pendek ini tak terhingga nilainya? Bukanlah suara, tidak juga musik simfoni yang tak ada bandingnya yang menggerakkan manusia sangat gembira dan menangis. Ini adalah perintah suci, batu ujian agama memberinya status yang tinggi dan agung.

Tidak ada sebuah ilmu teologi atau konsep tentang Tuhan yang keluar dari bidang empat ayat pendek ini. Mereka adalah batu ujian tentang pengetahuan Tuhan. Melalui ini Anda dapat menerima atau menolak setiap ide Tuhan, atau mengetahui yang benar dari yang salah. Ini benar-benar seperti "batu ujian" yang digunakan tukang emas untuk menguji emas. Tanyakan teman Anda yang menjadi tukang emas bagaimana sebuah batu ujian bekerja. Bagaimana batu ujian Al-Qur'an kita terjadi?

Dari "Komputer Pusat"
Rencana untuk mengunjungi Zambia sedang diatur bagi saya dalam ceramah keIiling pada pertengahan 1975. Saya menerima sebuah panggilan telepon dari Lusaka yang memberitahukan bahwa sebuah tiket pesawat udara telah dikirim ke Durban yang dapat saya ambil dari markas besar perusahaan penerbangan Afrika Selatan di pusat kota. Saya pergi ke kantor perusahaan penerbangan dan mendekati loket informasi dan berkata pada seorang pria yang sedang bertugas bahwa saya datang untuk mengambil tiket pesawat udara saya yang telah dikirim dari Lusaka. Dia memberi tahu saya untuk menjumpai salah seorang wanita, dari selusin wanita yang duduk membentuk setengah lingkaran, masing-masing dengan sebuah terminal komputer dengan layar visual di de-pannya. Kebanyakan dari mereka sedang mengurus pelanggan lain, saya bertanya "Yang mana?" Petugas tersebut terlihat jengkel dan dengan kasar berkata, "Yang mana saja!" menunjuk ke arah wanita-wanita yang sedang duduk.

Pada saat itu, saya tidak dapat mengerti alasan pria yang bukannya sopan tetapi malah menjadi terganggu dengan pertanyaan saya yang sederhana dan tidak bersalah. Saya menunggu untuk menerima sebuah buklet kupon tiket yang panjang. Saya telah mengurus dan menggunakannya beberapa kali sebelumnya dalam hidup saya sehingga saya harap tidak ada kesalahan. Bagaimana mungkin salah seorang dari wanita-wanita itu mempunyai tiket saya? Saya bertanya-tanya. Tetapi nada menjengkelkan dari suara laki-laki tersebut membuat tidak ada pilihan selain mencari informasi lebih jauh seperti yang ditunjukkan.

Dengan malu-malu, saya mendekati wanita pertama yang saya lihat sedang tidak melayani dan memberitahu maksud saya. Saya diberitahu tentang sebuah tiket yang dapat diambil. Dia menanyakan nama saya yang saya eja untuknya. Selagi saya mengejanya, ia mulai mengetik pada keyboard di depannya. Ia memperhatikan layar sewaktu mengetik. Saya tidak dapat melihat kata-kata tersebut dari tempat saya berdiri. Dia menganggukan kepalanya dan berkata, "Ya," mungkin ia telah mendapatkannya. Saya berkata bahwa saya bermaksud meninggalkan Durban dengan tujuan ke Johannesburg pada hari Selasa petang.

Dia menawari saya penerbangan pukul 6 sore yang saya terima, dan ia mengetik beberapa kata lagi pada keyboard. Lebihjauh saya berkata kepadanya saya bermaksud meninggalkan Johannesburg untuk tiba di Lusaka sekitar jam 3 sore hari berikutnya. Itulah perintah tuan rumah di sana sebagaimana mereka meng-inginkan para wartawan media dan TV meliput kedatangan saya. Dia mengetik pada keyboard lagi dan menanyakan apakah saya ingin pergi ke Lusaka lewat Gaborone atau Maputo.


Saya berkata, "Tidak menjadi masalah selama saya tiba di tujuan pada hari Rabu jam 3 sore." Dia mengetik pada keyboard lagi dan menyusuri layar tersebut dan berkata, "Maaf tetapi Anda memesan di Zambian Airlines dan kami tidak dapat menghubungi Zambian Airlines hari ini karena mereka tutup sehubungan dengan hari libur nasional di negara tersebut." Kemudian saya diminta kembali pada hari berikutnya. Sangat menarik! Saya pikir, tetapi saya sangat kecewa karena tiket tersebut hampir berada dalam jangkauan saya tetapi tidak dalam genggaman saya: Saya masih membayangkan dia mempunyai tiket di laci mejanya.

Ketidaktahuan Hilang
Dalam kebingungan, saya menanyakannya, "Dari mana Anda mendapat semua informasi itu?" Dia berkata, "Dari komputer pusat di Johannesburg." Dia cukup baik untuk menerangkan lebih jauh bahwa setiap komputer yang lain di negeri tersebut dengan terminal akhir yang sama mempunyai hubungan ke komputer itu saat penekanan sebuah tombol. Saya menanyakan selagi ia mencoba membuat pesanan saya pada penerbangan jam 6 sore ke Johannesburg, dan jika disana hanya tertinggal satu kursi, dan jika di sana ada terminal lain yang sedang mencoba untuk mendapatkan kursi tersebut, apa yang akan terjadi? Dia berkata yang pertama dalam orde detik akan mendapat kursi tersebut dan sisanya tidak berhasil mendapatkannya. Saya sangat berterima kasih kepadanya dan meninggalkan gedung penerbangan tersebut.

Dalam perjalan kembali menuju kantor saya, pikiran saya mulai berdengung dengan ide-ide. Saya fikir ini adalah bagaimana hal tersebut terjadi. Maksud saya wahyu tersebut (wahyu Tuhan kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam utusan terpilihnya, datang dari Komputer Pusat -Lembar yang terawat!

"Bahkan yang didustakan mereka itu adalah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh." (QS. Al-Buruuj: 21-22).

"Lembar" ini tidak seperti yang digunakan Musa Alaihis-salam untuk menulis 10 Perintah Tuhan, sebuah lembar batu. Tidak seperti yang digunakan guru-guru di sekolah, yang disebut "papan tulis hitam" atau "papan tulis hijau". Lembar tersebut juga bukan sebuah layar komputer atau cip silikon. Lembar tersebut adalah lembar milik Tuhan yang terjaga dan terlindungi; tidak untuk dimengerti dalam setiap pandangan materi karena tidak dibuat dari batu atau besi, lembar tersebut "Spiritual!" Bagaimana beroperasinya? Kita hanya dapat menebak -

Orang-orang Kristen Dari Najran
Sewaktu Islam sedang mendapat kedudukan yang kuat di Madinah, reputasi Rasulullah tersebar ke seluruh penjuru Arab. Sebuah komunitas Kristen Arab yang hidup di Najran, sekitar Yaman, mendengar bahwa seorang Arab di negeri Arab sekarang sedang menyatakan mendapat wahyu Tuhan dan telah menyatakan dirinya sendiri menjadi juru bicara Tuhan --seorang Nabi. Seorang utusan berangkat ke Madinah untuk memeriksa dengan teliti nabi tersebut, untuk mengadu kepandaian lawannya, untuk menguji pengetahuannya tentang Tuhan dan agama secara umum.

Dalam kedatangannya mereka bertempat tinggal di Masjid Nabawi (masjid nabi): Sebuah bangunan berdinding lumpur sederhana dengan atap dari daun palem. Orang-orang Kristen, makan dan tidur di masjid dan berdiskusi dengan Rasulullah selama tiga hari tiga malam di masjid tersebut. Perincian dialog tersebut dapat ditemukan dalam kitab ha-dist.

Selama dialog, pembicara orang-orang Kristen antara lain, mengajukan pertanyaan, "Sekarang katakan kepada kami ya Muhammad, apa konsep Anda tentang Tuhan?" Nabi tersebut tidak berbohong, ia tidak ragu-ragu dalam berbicara, mereka-reka kata dan ide, untuk mengumpulkan pemikirannya, seperti yang akan diakukan setiap orang di antara kita jika tidak mempunyai jawaban yang sudah siap.

Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, berkata secara demikian, menekan tombol spiritualnya (tidak ada tornbol untuk ditekan) tetapi seperti yang saya katakan; "Berkata secara demikian." Sebagaimana jika, seperti wanita di atas, di kantor penerbangan mengontak "komputer pusat"nya. Dia sedang mencari sebuah jawaban dari Allah melalui "Lembar terawat" tersebut, komputer pusat dari semua pengetahuan wahyu. Dia bertanya, lagi-lagi saya menjawab, berkata secara demikian "Ya Tuhanku! Apa yang harus saya katakan?" Datanglah jawabannya: -

"Katakanlah: (wahai Muhammad) "Dia lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Sesudah mengucapkan formula di atas tersebut dalam kemurnian iman, pembicaraan kembali menjadi percakapan kata-kata biasa. Tidak ada orang Arab yang sepadan dengan namanya dapat kehilangan perbedaan dalam nada dan intensitas antara dua percakapan. Kata-kata di atas bukanlah milik Nabi tersebut tetapi kata-kata Tuhan yang secara har-fiah diletakkan ke dalam mulutnya.

Selagi ia menyatakannya, ia hanya digunakan sebagai juru bicara Tuhan, seperti "pengeras suara" di radio. Data material ini diprogram ke dalam dirinya, diberikan oleh Tuhan, komputer itu, ke dalam hati dan pikirannya satu dekade lebih awal di Makkah, dalam situasi yang sama. Pada saat itu ia didorong oleh orang-orang Yahudi yang sedang mencoba membuatnya keliru tentang masalah "identitas dan silsilah Tuhan" . Tidak seperti orang-orang munafik dari orang-orang dahulu yang mengikuti langkah-langkah Yesus, mereka menanti Mesias.

Yang terdahulu adalah contoh sempurna bagaimana Tuhan Yang Maha Kuasa mengirim wahyu-Nya kepada utusan pilihan-Nya - dengan wahyu lisan - dan bagaimana utusan-Nya menjaga dan merawatnya, dan bagaimana juru bicara manusia-Nya menggunakan dan menggunakan kembali perintah suci itu, dan bagaimana kami, pengikut-pengikut Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut menyerap perintah suci itu untuk menggunakannya pada setiap kesem-patan.

Pada literatur agama dunia tidak ada satu pun yang dapat dibandingkan walau dengan Surat Al-Ikhlas yang pen-dek ini. Jika surat ke 122 ini merupakan ujian bagi ketauhid-an ---Firman Tuhan yang terkonsentrasi, maka seluruh teks Al-Qur'an yang lain adalah penjelasannya, dengannya kita dapat menemukan kualitas Tuhan, dan menghindari perangkap dimana manusia atau bangsa jatuh berulang-ulang dalam perangkap tersebut dalam usaha memahami Tuhan.


18 Tuhan Unik Dalam Sifat Sifatnya

Tuhan Yang Maha Kuasa benar-benar unik dalam dzat dan sifatnya. Tak ada cara apapun untuk membandingkan-Nya, atau dapat dibandingkan, dengan dzat atau sesuatu yang lain yang kita tahu atau dapat kita bayangkan. Dalam ayat terakhir Surat yang dikutip di bab terdahulu, kita diingatkan bahwa tidak hanya "Tidak ada yang serupa dengan Dia tetapi tidak ada satu pun dalam keserupaan-Nya yang dapat dibayangkan." Lalu bagaimana kita dapat mengetahui Dia? Kita akan menyadari-Nya melalui sifat-sifat-Nya.

Wahyu Tuhan yang terakhir dan penghabisan ---kitab suci Al-Qur'an memberi kita 99 sifat Tuhan dengan nama puncaknya--- ALLAH! Sembilan puluh sembilan sifat atau nama Tuhan yang disebut Asmaul-husna (Nama-nama yang paling indah) disebut berselang-seling dalam keseluruhan teks Al-Qur'an; seperti sebuah kalung mutiara cantik dengan sebuah liontin cemerlang ---Allah.

Berikut ini sebuah contoh bagian. kalung itu:
"Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang memiliki Segala Keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al--Hasyr: 23-24).

"Nama-nama Yang Paling Indah"
Dalam kedua ayat yang dikutip di atas, kita menghitung 13 dari 99 sifat yang disebut berselang-seling dalam keseluruhan kitab suci Al-Qur'an. Bahkan penentang Islam yang paling berprasangka dan bermusuhan terpaksa menerima bahwa meski dalam bentuk terjemahan, sifat-sifat dan penyusunan katanya indah dan unik. Dalam bahasa Arab asli kata-kata dan konstruksinya benar-benar tak dapat diban-dingkan dan agung.

Bagaimana mungkin seorang ummi; seorang yang tidak dapat membaca dan menulis, di antara sebuah bangsa yang ummi, tak terpelajar, dapat menyusun rapsodi Tuhan seperti itu 14 abad yang lalu? Kita harus ingat bahwa tidak ada ensiklopedi atau risalat dimana Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dapat mencari keterangan di dalamnya walau jika buku-buku tersebut bertebaran di padang pasir Arab. Lalu dari mana Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan ilmu agama yang berharga ini? Dia berkata, "Semua diberikan kepada saya oleh Tuhan melalui wahyu!" Bagaimana lagi kita dapat menilainya?

Merupakan percobaan yang bagus untuk meminta teman-teman kita yang paling pandai agar membangkitkan beberapa sifat Tuhan bagi kita: Saya yakinkan Anda bahwa dengan semua pengetahuan yang mereka miliki, para profesor dan para doktor ilmu agama tersebut tidak akan dapat menghitung kembali meski hanya selusin. Yang paling bijak akan berkata: "Perhatikan, Muhammad adalah seorang yang cerdas, dan bagaimanapun juga seorang yang cerdas lebih unggul 10 kali lebih baik dari kita!" Terhadapnya kita memberi tanggapan: "Benar bahwa seorang yang cerdas dapat melakukan 10 kali lebih baik dari kita. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut telah memberi kita 99 sifat. Tetapi, yang membuat daftar tersebut merupakan mu'jizat dan bersifat ketuhanan adalah satu yang dihilangkan dari daftarnya". Kata "Bapa", itulah Mu'jizat!

Bapa Di Surga
Dalam daftar kita yang bersifat manusia, tidak ada penyumbang akan terperosok mengucapkan kata Bapa dalam setengah lusin sifat yang pertama. Mu'jizat daftar Muham-mad Shallallahu Alaihi wa Sallam bukanlah pada "sembilan puluh sembilan sifat" tersebut tetapi pada hal khusus yang dihilangkannya dari Al Qur'an. Kata "Bapa" sebagai sebuah sifat Tuhan membayang-bayangi dihadapannya selama 23 tahun hidup kenabiannya. Dia menghindarinya-, Dia mengeluarkannya dari perbendaharaan katanya (secara sadar atau tidak sadar) selama 2 dekade lebih dan karenanya berada di luar teologi Islam.

Anda berhak untuk menanyakan saya, "Apa doa Tuhan orang-orang Kristen?" Ya, apa itu? Baca Tuan Deedat! Maka saya membaca:

"Bapa kami yang ada di dalam surga, dimuliakanlah nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga."

"Apa yang salah dengan itu?" Anda bertanya. "Tidak ada!" Maka mengapa umat Islam begitu alergi terhadapnya?

Saya tidak begitu berprasangka seperti musuh kita. Kita harus mengetahui bahwa doa orang Kristen adalah sebuah doa yang indah tetapi benar-benar terdapat kekurangan di dalamnya. Anda lihat anak saya tidak akan pernah belajar nama Tuhan melalui doa ini. Apakah nama-Nya? Dalam keseluruhan 27 kitab Perjanjian baru nama Tuhan tidak pernah ada walaupun hanya satu! "Bapa" diberikan di sini sebagai sebuah pengganti. Ini bukan nama-Nya! Sebagai sebuah sifat, yang berarti -Raja, Tuhan, Pencipta, Penyedia, saya tak dapat mengecualikannya. "Bapa terkasih di dalam surga. Bapak Surga kami!" dll. Kami umat Islam mengecualikan arti yang baru tersebut, arti tambahan yang diperlukan dari kata Bapa.

Satu-satunya Anak Keturunan, Dan lain-lain
Dalam teologi Kristen, kata "Bapa" yang sederhana dan tak bernoda ini memerlukan sebuah arti baru. Dia; menurut Kristen, orang yang menurunkan Yesus sebagai anaknya. Mereka berkata dalam catechism. "Yesus adalah Tuhan yang sebenarnya dari Tuhan yang sebenarnya, anak keturunan Bapa, anak keturunan yang tidak dibuat. "Jika kata-kata mempunyai arti tertentu, apakah arti kata-kata ini? Tentu saja ini berarti apakah perkataan! Tuhan mempunyai banyak anak berdasarkan kitab suci Injil. Adam, Israel, Ephraim, David, Solomon dan lain-lain.... Tetapi semua ini anak-anak kiasan. Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai pencipta dan pemberi harapan mengkiaskan Bapa setiap mahluk hidup; setiap binatang atau manusia: tetapi Yesus, orang-orang Kristen berkata, tidak seperti ini semua. Dia anak keturunan, bukan "Buatan!" Menurut Islam ini adalah pengucapan yang paling buruk, mensifatkan kepada Tuhan sebuah sifat hewan ---fungsi seks hewan yang lebih rendah!

Perubahan Ma'na
Pada awalnya kata "Bapa" untuk Tuhan tidak membawa asosiasi yang menghina Tuhan, tetapi kata-kata itu berubah artinya sesuai waktu. Saya hanya akan memberi Anda 2 contoh: "Comrade" dan "gay":

"Comrade" asalnya sebuah kata yang indah dan tak bernoda, yang artinya seorang teman, sebuah perkumpulan atau sebuah sekutu yang diambil dari bahasa Perancis Kuno comrade (kawan/saudara/sahabat), teman sekamar atau tentara yang berbagi ruangan yang sama. Tetapi saat ini kata yang sama tersebut berbau busuk dalam lubang hidung orang-orang Amerika sebagai "seorang pengikut Stalin", seorang komunis, seorang anggota partai Marxist-Leninist, aliran radikal apa pun sebagai sebuah subversi atau revolusioner yang harus dihilangkan seperti hama atau parasit. Jika ada salah seorang dari teman bodoh Anda menyebut Anda saat ini dengan "Comrade" di Amerika Serikat, ia dapat memba-hayakan karir Anda; juga hidup Anda!

"Gay" apa yang salah dengan kata ini? Tidak ada sama sekali! Saya mempelajari kata ini pada masa awal sekolah seperti pameran atau dikarakteristikkan dengan penuh kenyamanan dan kegembiraan bersuka ria; seorang yang telah menikah. Saya diajar untuk menyanyikan:

"Raja yang lemah lembut dan wanita yang bergembira di atas gunung memulai hari."

Saya telah melupakan keseimbangan puisi ini. Disini, saya mengerti arti kata "gay" berarti senang dan riang gem-bira. Saya tidak mempunyai prasangka sedikit pun bahwa suatu hari kata yang tidak berbahaya yang dipelajari anak-anak di sekolah dalam suatu waktu itu artinya berubah men-jadi homoseksual yang tercemar dan kotor: perbuatan sodomi dan catamite dalam pengertian yang paling dasar.

Maka "wanita gay" saat ini berarti wanita lesbian! Dalam cara yang sama kata yang terhormat "Bapa" menjadi terkon-taminasi oleh kepercayaan "satu-satunya keturunan Bapa!" dan lain-lain.

Rabb Atau Abb?
Tuhan Yang Maha Kuasa melalui Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam melindungi Islam dan umatnya dengan mengeluarkan kata "Bapa" (Abb) untuk Tuhan dari perbendaharaan kata agamanya. Adalah merupakan kenyataan yang menakjubkan bahwa meski kitab suci Al-Qur'an mencantumkan 99 sifat Tuhan, termasuk kata Rabb yang berarti Raja, Pemberi harapan, Penopang, Penyusun, Tuhan, tetapi kata yang lebih mudah Abb, berarti "Bapa/ayah" dalam bahasa Arab dan Ibrani, tidak satu kali pun digunakan, sehingga melindungi umat Islam dari fitnah tentang anak keturunan tunggal. Kepada siapa kita harus memberi penghargaan atas perbuatan ini: Allah atau Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam? Nabi Suci Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut menyangkal setiap penghargaan, selalu berkata bahwa semua ini diberikan kepadanya dengan wahyu, kata-kata yang Anda dengar bukanlah miliknya, tetapi firman Tuhan yang didiktekan kepadanya!

Menyelesaikanan Perdebatan
Kitab suci Al-Qur'an adalah sebuah mu'jizat yang sangat besar. Sebuah kitab mu'jizat yang dapat dijelaskan dari titik pandang yang tak terkira banyaknya. Saya telah mencoba dari beberapa aspek sederhana untuk berbagi dengan Anda di mana saya, sebagai orang awam terpesona dengannya. Tidak ada akhir untuk penelitian ini. Saya tinggalkan tugas ini kepada saudara saya yang lebih terpelajar, dan sarjana Islam yang terpelajar. Jika saja saya dapat hidup untuk melihat usaha mereka. Izinkan saya mengakhiri ini dengan contoh terakhir saya, untuk publikasi pendek ini.

Panggilan Ke Swaziland
Beberapa tahun yang lalu, sebuah perdebatan timbul di Swaziland. Raja Sobuza kehilangan Ratu pilihannya. Gereja-gereja Kristen di negara tersebut mulai ribut pada masalah periode menunggu sebelum seorang pria dapat menikah kembali. Bukanlah sebuah masalah yang serius untuk didiskusikan karena raja masih mempunyai 8 istri lagi. Maka topik diubah menjadi: "Berapa lama seorang istri harus menunggu jika suaminya mati." Sewaktu debat sedang berlangsung sangat hebat dalam kerajaan yang kecil sekali tersebut; raja yang baik itu memerintahkan sebuah muktamar seluruh gereja di negara tersebut untuk membahas persoalan itu.

Mr. Moosa Borman, seorang Swazi yang telah memeluk Islam, meminta izin raja agar "gereja"nya (Islam) juga diwakilkan dalam debat. Dengan restu Raja, saya juga diberi kehormatan menghadiri diskusi tersebut.

Hari Minggu pagi, perwakilan berbagai macam golongan Kristen berkumpul untuk mencapai mufakat dalam masalah periode waktu masa menjanda.

Pembicara bergiliran menyampaikan pidatonya. Tuhan Yang Maha Kuasa telah memberikan Billy Graham atau Jimmy Swaggart yang potensial bagi bangsa Afrika dan se-tiap orang.

Pada akhir setiap khotbah pendengar bertepuk tangan dengan antusias. Pernbicara yang berikutnya datang dan menolak pendahulunya dengan ekspresi yang secara tidak langsung menyatakan omong kosong, sampah! Dan, menimbulkan suara tepuk tangan kembali. Dari pagi sampai petang perdebatan berlangsung. Sekitar pukul 5 sore giliran saya tiba. Dengan sebuah kitab suci Al-Qur'an yang Anda lihat di sam-pul buklet ini, di dalam tangan saya, saya memulai, "Dari pagi sampai malam, kita telah meraba-raba untuk sebuah jawaban, selama berapa lama seorang wanita menunggu sebelum meriikah kembali sesudah kematian suaminya: dan kita telah mendengar bahwa apa yang dikatakan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan apa yang dikatakan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, tetapi kita belum mendapatkan jawabannya! Karena penyelesaian masalah kita ada di dalam- "Perjanjian Terakhir".

"Perjanjian Terakhir"
"Perjanjian Terakhir" adalah sebuah bom bagi pendeta-pendeta dan penda'wah Kristen. Mereka belum pernah mendengar ekspresi perjanjian terakhir dalam kehidupan mereka." Mengutip Lama dan Baru, Baru dan Lama tidak akan menolong karena jawabannya berada dalam Perjanjian Terakhir Tuhan untuk manusia!" Saya mengacungkan kitab di atas kepala saya, dan hanya membaca bahasa Inggris dari kitab suci Al-Qur'an, surat kedua ayat 234. Sebuah referensi yang sangat mudah diingat 2: 234, hanya 2234!

"Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis 'iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat." (QS. Al-Baqarah: 234).

Saya bertanya kepada para pendengar, "Empat bulan sepuluh hari, Anda menghendaki penjelasan lagi?" Mereka semua menjawab secara bersamaan, "Tidak!", Saya menje-laskan kepada mereka hikmah dibalik masa "empat bulan sepuluh hari". Dalam ayat terdahvlu, dalam perjanjian Tuhan yang terakhir dan penghabisan ini, kita diberitahu tentang masa menunggu setelah perceraian:

"... wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru...." (QS. Al-Baqarah: 228).

Hal ini layak melihat pernikahan yang dalam kondisi bubar mungkin menghasilkan isu tersebut. Sementara dalam kasus janda akibat kematian ditentukan sebuah masa tam-bahan satu bulan sepuluh hari. Sangat masuk akal, setiap orang akan setuju, tetapi apa mu'jizat atas semua ini? Setiap orang arif dapat memperkirakan masa tiga bulan setelah perceraian dan 4 bulan 10 hari setelah kematian suaminya. Mu-hammad Shallallahu Alaihi wa Sallam memperkirakan sebaik setiap orang lain! Ini benar, tetapi bukti bahwa semua ajaran yang sehat dan berguna tersebut bukanlah pekerjaan tangan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam ada di dalam ayat setelah ayat tentang masa 4 bulan dan 10 hari:

"Dan, tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita--wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan keinginan (mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis iiddahnya...." (QS. Al-Baqarah: 235)

Sidik Jari Tuhan
"Jangan memutuskan untuk menikah sampai masa tunggu yang sudah ditetapkan telah berlalu." Ini bukan kecerdasan Muhammad (saw)! Ini kebijaksanaan Tuhan Yang Maha Bijaksana. Pencipta Yang Maha Mengetahui, mengetahui kelemahan ciptaannya. Manusia dalam kerakusan dan nafsu besarnya akan mengambil keuntungan yang tidak adil dari janda yang sangat bingung. Dia baru saja kehilangan tulang punggung dan penopang dalam mencari nafkah. Dia mempunyai sejumlah anak kecil yang harus diberi makan dan ia mungkin juga kehilangan penampilannya dan nilainya dalam pasar perkawinan menjadi berkurang. Dia sepertinya berpegang erat pada jerami. Dalam kondisi emosinya yang tidak stabil ketika pemangsa membuat penawaran. Dalam ketergesa-gesaan dan ketidak amanannya ia mungkin dengan cepat menerima. Psikolog yang terkemuka (bukan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) benar-benar menyadari, se-mua perangkap yang disimpan oleh para pria. Karena itu ada peringatan - "Tidak ada perjanjian sampai masa yang telah ditentukan dipenuhi!"

'Iddah' sesudah sebuah perceraian adalah 3 bulan. Di sini anda diberikan 40 hari tambahan untuk memulihkan keseimbangan dan ketenangannya. Dalam masa tersebut, jika keinginan menikah datang, ia mempunyai kesempatan mendiskusikan masalah tersebut secara tenang dengan teman atau saudaranya. Dia dapat menghindari perangkap sebuah penerimaan yang tergesa-gesa dengan sebuah perkembangan panjang yang berlarut-larut dan menyakitkan.

Apakah Muhammad Shallallahu Alalhi wa Sallam berfikir dan memecahkan semua ini di padang pasir 14 abad yang lalu? Anda terlalu memujinya! Berulang kali ia disuruh menyatakan bahwa hikmah Al-Qur'an bukanlah perbuatannya, Tidak lain sebuah wahyu yang diturunkan kepadanya oleh pencipta terbaiknya. Jika Anda masih meragukan kesak-siannya maka terimalah tantangannya. Dia disuruh menyatakan:

"Katakanlah, 'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain." (QS. Bani 'Israel: 88).

Dunia ditantang untuk menghasilkan sebuah kitab seperti kitab suci Al-Qur'an dan dalam 14 abad belum ada satu pun yang berhasil membuatnya. Orang-orang Kristen Arab yang bangga dengan 15 juta populasi saat ini, agar tidak dikalahkan, telah membuat Injil-Injil Kristen dalam gaya Al-Qur'an. Mereka telah melakukan plagiat terhadap kitab suci Al-Qur'an dengan mencuri kata-kata dan rangkaian kata bahkan gaya bahasa, tanpa melupakan Bismillah! Setiap pasal dari ciptaan mereka yang paling modern mulai dengan ayat pertama wahyu Al-Qur'an ini. Anda harus melihatnya untuk mempercayainya. Berikut ini sebuah fotokopi "wahyu" buatan manusia yang baru.

Inilah bukti lain yang membuktikan bahwa Al-Qur' an tak dapat dibandingkan. Cobalah semau Anda. Tantangan masih berlaku. Kitab suci Al-Qur'an adalah Firman Allah yang diwahyukan kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan merupakan mu'jizat dari mu'jizat-mu'jizat!
"Dan ini sungguh-sungguh sebuah mu'jizat!" (Pende-ta. Bosworth Smith).