Saturday 24 December 2011

sekilas Sejarah Tasawuf di Indonesia.

dalam banyak buku sejarah diuraikan bahwa tasawuf mulai berperan dalam penyebaran agama islam sejak abad ke-12 Masehi.Bagaimana dia masuk ke Indonesia?

Kit tasawuf paling awal yang muncul di Nusantara ialah karangan Abdullah Arif dengan tajuk Bahar al-Lahut(Lautan Ketuhanan) isis kitab ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran yang wujudiyah Ibn' Arabi dan ajaran persatuan mistikal (fana) Al Hallaj.

Syeh Abdullah Arif adalah pemuka tasawuf dari Arab. Beliau tiba di Sumatera (perulak Pasai) pada tahun 1177 M. Menurut T Arnol dalam bukunya yang berjudul The Preaching of Islam, Syeh Abdullah Arif termasuk sufi paling awalyang menyebarkan Islam bercorak tasawuf di Sumatera.

Namun,
baru abad ke-16 muncul kitab-kitab tasawuf dalam bahasa Melayu.Sedangkan kitab-kitab yang ada sebelumnnya di tulis dalam bahasa Arab. Diantara kitab-kitab tasawuf dalam bahasa Melayu yang berpengaruh ialah Syarab al-Asyikin (Minuman Orang Birahi), Asrar al-Arifin (Rahasia Ali Ma'rifat) dan Al-Muntahi karangan Hamzah Fansuri yang wafat pada awal abad ke-17.
Dalam banyak buku sejarah telah diuraikan bhwa tasawuf mulai berperan dalam penyebaran agama Islam sejak abad ke-12 Masehi. Selanjutnya peran tasawuf kian meningkat pada akhir abad ke-13 M dan sesudahnya, bersamavn dengan munculnya kerajaan Islam pesisir seperti: Perlak, Samudra Pasai, Malaka , Demak, Ternate, Aceh Darussalam, Banten, Goa, Johor, Riau, Da lain-lain.
Islam Faruqi dalam bukunya Atlas budaya Islam menghubungkan hal ini dengan perpindahan besar-besaran orang Islam dari negeri-negeri yang di taklukan oleh Jenghis Khan dengan pasukan Mongol-nya. Bersama mereka juga pindah para ulama ahli tasawuf, cendikiawan, tabib, pedagang, dan mantan para panglima perang. Tidak sedikit diantara jutaan pengungsi itu pada akhirnya memilih pesisir Sumatera, semenanjung Melayu, dan Pulau Jawa sebagai tempat tinggal baru.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila tasawuf berkembang pesat di kepulauan Nusantara. Sebab sejak abad 12 M, peranan ulama tasawuf memang sangat dominan di dunia Islam. Hal ini antara lain disebabkan oleh pengaruh pemikiran Islam Al-Ghazali yang wafat pada tahun 1011 M. Beliau berhasil mengintgrasikan tasawuf kedalam pemikiran keagamaan madzab Sunnah wal Jamaah menyusul penerimaan tasawuf di kalangan masyarakat menengah Nusantara.
Bukti-bukti arkeologi, seperti tulisan pada makam raja-raja dan bangsawan Pasai (1272-1400 M) elah membuktikan bahwa betapa besarnyanya pengaruh tasawuf sejak awal tarikh Islam. Pada makam-makam kuno itu tertulis bukan saja ayat-ayat Al-Qur'an yang sufistik, tetapi juga sajak-sajak sufistik karangan Sayyidina Ali dan penyair sufi Persia abad ke-13, yakni Mulla Sa'adi.
Sumber-sumber sejarah Melayu seperti Hikayat Raja-Raja Pasai, Slalat al-Salatin karangan Tun Sri Lanang pada abad ke-16, Hikayat Aceh babad Banten dan lain-lain, juga memaparkan aktifitas para sufi dan besarnya pengaruh mereka dalam kehidupan masyarakat Muslim.
Menurut Tun Sri Lanang, Sultan Malaka Mansyur Syah (1459-1477 M) adalah soerang pengikut ajaran tasawuf yang terkemuka. Beliau pernah memerintahkan agar memeprbanyak sebuah kitab tasawuf karangan Abu Isyaq, seorang ulama Arab terkemuka abad 14 berjudul Dur al-Manzhum (untaian mutiara puisi).
Nuruddin al-Raniri dalam Bustan al- salatin menyatakan bahwa padv akhir abad ke-16 di Aceh terjadi perbincangan seru tentang ajaran Wujudiya Ibn' Arabi. seorang ulama Arab terkemuka ,menulis buku tasawuf berjudul syaf al-Qati (Pedang Tajam) untuk meluruskan pemahaman tentang paham Wujudiyah.
Aluddin Ri'yat Syah (1589-1604 M), Sultan Aceh sekaligus kakek dari Sultan Iskandar Muda adalah tokoh dari Tareqat Qodiriyah. Pada mulanya beliau adalah seorang saudagar kaya yang dilantik secara musyawarah oleh orang-orang kaya menjadi rja, untuk mengisi kerajaan Aceh yang lowong di sebabkan sengketa dan krisis politik yang berkepanjangan.
Ternyata hal ini menurun pada cucunya, yaitu Sultan Iskandar Muda yang terkenal sebagai penggemar sufi kelas berat. Pendamping Sultan ini dalam pemerintahan ialah seorang perdana menteri yang bernama Syamsuddin pasai. Beliau adalah seorang sufi terkemuka dan penganjur ajaran Martabat Tujuh.
Sementara di Banten sendiri Sultan Zainal Abidin yang memerintah pada akhir abad ke-17 adalah juga seorang pengikut tasawuf dan kolektor kit sufi terkemuka. dan jangan lupa, Pangeran Diponegoro yang wafat pada tahun 1855 adalah juga pengikut tarekat Qodiriyah sebagai penentang kolonial Belanda pendahulunya yakni Pangeran Trunojoyo yang wafat pada tahun 1211 M.
Memang, diantara Tarekat yang berpengaruh kala itu ialah tarekat-tarekat yang muncul pada abad ke-13, seperti;Tarekat Rifa'iyah, Qodiriyah, Syadiliyah, Naqsyabandiyah, Sattariyah, Khalwatiyah dan lain-lain. Tokoh-tokoh tarekat ini, khususnya Ahmad Rifa'i, Abdul Qodir al-Jaelani, Naqsyabandiyah dan lain-lain di pengaruhi oleh Imam Al-Ghozali.
Karena banyaknya aliran ini, perdebatan tentang tasawuf juga kerap kali terjadi bahkan kadang-kadang tampak sengit. Hasil kalam para sastrawan dan ulama sejak abad ke-15 sampai abad ke-19 M, yaitu kit-kit kegamaan, ilmu dan sastra telah menunjukkan bahwa betapa mendalamnya pengaruh tasawuf pada masyarakat terpelajar dan menengah muslim Nusantara yang mengaut mahzab Sunni aliran Syafi'i.
Namun yang jelas, pengaruh dan peranan tasawuf yang menjamin keberadaan dan relevansinya, ternyata tidak pudar sejak dulu sampai sekarang. Maraknya pengajian tasawuf dewasa ini, dan kian bertambahnya minat masyarakat terhadap tasawuf memeperlihatkan bahwa sejak awal tarikh Islam di Nusantara, tasawuf telah berhasil memikat hati masyarakat luas. Minat tersebut boleh serius, boleh setengah serius atau hanya sekedar ingin tahu. Semuanya terserah anda!



KEAJAIBAN SUFI:

SUNAN GIRI.

Sunan Giri atau Raden Paku adalah salah seorang tokoh sufi, Wali Allah, dan penyebar agama Islam yang sangat terkenal. Beliau dikenal sebagai salah satu anggota dari kelompok wali, yang terkenal dengan sebutan Wali Sanga atau Sembilan Wali.
Hingga sekarang makam Sunan Giri di Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, banyak diziarahi orang yang berdatangan dari berbagai kota di Indonesia.
Sebagai Wali Allah ang sangat terkenal,Sunan Giri tentu daja i anugerahi banyak kekeramatan. Diantaranya adalah sebaga berikut:
Sewaktu Sunan Giri memerintah wilayah Giri Kedaton(Kerajaan Giri), masyarakat Gresik dan Kebomas hanya mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Melihat warganya kesulitan air, Sunan Giri bermaksud membantunya. Dengan karomahnya beliau menancapkan tongkatnya dilembah pegunungan Giri, yang terletak di antara kelurahan Ngargosari dan kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kebomas saat ini.
Atas ijin Allah SWT, air memancr sangat deras begitu air dicabut. Para Prajurit yang siaga di sekitar Sunnan Giri terbengong-bengong menyaksikan peristiwa tersebut. Karena kewalahan, seorang pemimpin seorang pemimpin prajurit memerintahkan anak buahnya segera menutupnyb dengan perisai.
Tetapi air itu terus mengalir hingga menggenangi lembah dan menjadi sebuah telaga dengan luas 1 hektar. Agar mudah dikenal, telaga itu di beri nama "Tlogo Pegat" oleh Khanjeng Sunan Giri.
Konon sampai saat ini perisai tersebut berada di tengah-tengah telaga dan seorang pun tak berani mengambilnya. Kalau diambil (dibuka), akan mengakibatkan banjir yang dahsyat dan sasarannya adalah warga Gresik dan Kebomas. Dan airnya dikenal dengan "Air Ajaib" karena dipercaya dapat menyembuhkan bebrapa penyakit, terutama penyakit kulit.
Namun bagi seorang yang meragukan khasiatnya, jangan coba-coba mengambil air apabila mandi disana sebab akibatnya akan fatal. Hampir setiap bulan Sya'ban, Tlogo Pegat meminta korban. Biasanya yang menjadi korban adalah orang yang sombong atau sifat jelek lainnya terhadap sesama dan bukan penduduk asli Gresik.

No comments:

Post a Comment